Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]

Dari suatu tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan kata lain tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru itu dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulum, disseminulum).
            Berdasarkan alat perkembangbiakannya, maka perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi dua golongan :
a.       Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual : alat perkembangbiakkan yang terjadinya tidak didahului dengan perkawinan.
-          Vegetatif alami : terjadi menurut sifat pembawaan tumbuhan itu sendiri. Misal : Umbi batang, umbi lapis dan geragih
-          Vegetatif buatan : hanya terjadi karena perbuatan yang disengaja oleh manusia. Misal :
.: Setek : Suatu bagian lat hara yang dipotong (dipisahkan dari induk) dan kemudian dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.
1.      Setek batang, contoh : penanaman ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.)
2.      Setek akar, contoh : penanaman sukun (Artocarpus communis Forst.)
3.      Setek daun, contoh : pada cocor bebek (Kalanchoë pinnata Pers.)

Cangkok : seperti setek batang, tetapi semula dibuat luka melingkar dengan mengelupas kulit batang, kemudian ditutup dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga keluar akar dari bagian tersebut dan batang tersebut dipotong tepat di bawah tempat keluarnya akar itu.
b.      Alat perkembangbiakan generatif atau seksual : alat perkembangbiakkan yang terjadinya didahului dengan perkawinan.
Adapun alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Dan pada sub bab selanjutnya akan dibahas tentang bunga.

Bunga Majemuk
            Bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun ) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan.
            Pada suatu tumbuhan adakalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl.), tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan menurut jumlah bunga dibagi menjadi 2 kelompok :
-       Tumbuhan berbunga tunggal : umumnya bunga terdapat di ujung batang
-    Tumbuhan berbunga banyak : kadang-kadang bunga terdapat di ketiak -ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.

  •  Bunga Majemuk ( Anthotaxis, Inflorescentia)
            Bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Bagian-bagian pada bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
 A. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang:
a.    Pedunculus communis (ibu tangkai bunga), yaitu: bagian yang merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
b.      Pedicellus (tangkai bunga), yaitu: cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c.       Receptaculum (dasar bunga), yaitu: ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
A.          B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun:
a.  Bractea (daun-daun pelindung), yaitu: bagian yang serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
b.      Bracteole (daun tangkai), yaitu: satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga.
c.   Spatha (seludang bunga), yaitu: daun pelindung yang besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk saat belum mekar, misalnya: pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.)
d.    Bractea involucralis, involucrum (daun-daun pembalut), yaitu: sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya: bunga matahari (Helianthus annuus L.)
e.    Epicalyx (kelopak tambahan), yaitu: bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak, misalnya: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L.), kapas (Gossypium  sp.)
f.       Sepalae (daun-daun kelopak)
g.      Petalae (daun-daun mahkota atau daun tajuk)
h.      Tepalae (daun-daun tenda bunga)
i.        Stamen (benang-benang sari)
j.        Carpella (daun-daun buah)

Macam bunga majemuk berdasarkan urutan mekarnya bunga:
a.    Inflorescentia racemosa (bunga majemuk tak berbatas), yaitu: bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan acropetal. Bunganya mekar dari bawah ke atas. Misalnya: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.), manga (Mangifera indica L.).
Dalam golongan ini dibedakan lagi berdasarkan: 
1.      Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat di tangkainya.
  • ·         Racemus atau botrys (tandan), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Dapat pula dikatakan ibu tangkai bercabang dan cabang-cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misalnya: kembang merak (Caesalpinia pulcherrima  Swartz.).
  • ·         Spica (bulir), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya: bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)
  • ·         Amentum (untai atau bunga lada), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya: sirih (Piper betle L.)
  • ·         Spadix (tongkol), seperti bulir tapi ibu tangkai besar, tebal dan seringkali berdaging. Misalnya: iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.), jagung (Zea mays L.), tetapi bunganya hanya betina.
  • ·         Umbrella (bunga payung), yaitu: suatu bunga majemuk tak berbatas yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang mempunyai daun pelindung pada pangkalnya. Misalnya: daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.).
  • ·         Corymbus atau anthodium (bunga cawan),yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata sehingga mencapai bentuk seperti cawan dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Pada pangkal bunga ini biasanya terdapat daun-daun pembalut (involucrum). Lazimnya, bunga cawan ada dalam dua bentuk :
        Bunga pita: bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, oleh sebab itu dinamakan pula  bunga pinggir (flos marginalis), yang seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita dinamakan pula sebagai bunga pita (flos ligulatus). 
         Bunga tabung: bunga-bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan   berbentuk tabung, oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Bunga ini mempunyai dua macam alat kelamin dan menghasilkan buah. Misalnya: bunga matahari (Helianthus annuus L.).
 
  • ·         Capitulum (bunga bongkol), yaitu: bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya membentuk bola. Bunga yang duduk di bagian yang membengkak seringkali mempunyai sisik (palea). Misalnya: lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petai (Parkia speciosa Hassk.), sikejut (Mimosa pudica L.), dll.
  • ·         Hypanthodium (bunga periuk), bunga ini dibedakan menjadi dua bentuk:
                            i.      Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, bunga-bunganya terdapat di bagian yang tebal tadi, sehingga terjadi bentuk bulat atauu silinder. Misalnya: keluwih (Arthocarpus communis Forst.), nangka (Arthocarpus integra Merr.).
                                            ii.     Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunganya terdapat dalamperiuk dan sama sekali tak tampak dari luar. Misalnya: bunga lo (Ficus glomerata Roxb.), awar-awar (Ficus septica Burm.), dan marga lo (Ficus sp.) umumnya.

    2.  Ibu tangkai bercabang-cabang, cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga tidak terdapat
         pada ibu tangkainya.
  • ·         Panicula (malai) : ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan dengan suatu tandan majemuk. Misalnya: manga (Mangifera indica L.)
  • ·         Corymbus ramosus (malai rata) : ibu tangkai mengadakan percabangan, begitu pula cabang seterusnya. Misalnya: bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. et Mor.), kirinyu (Sambucus javanica Bl.)
  • ·         Umbrella composita (bunga paying majemuk) : bunga paying yang bersusun, dapat pula disebut bunga payung yang mempunyai bagian bunga paying kecil (umbellula). Pada pangkal percabangan pertama terdapat terdapat daun-daun pembalut (involucrum), demikian pula pada percabangan berikutnya, terdapat involucellum. Misalnya: adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan wortel (Daucus carota L.)
  • ·         Bunga tongkol majemuk : bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan tongkol pula. Misalnya: kelapa (Coconus nucifera L.) dan palma (Palmae). Umumnya sebelum mekar diselubungi oleh seludang yang besar, tebal dan kuat.
  • ·         Bulir majemuk : jika ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya: jagung (Zea mays L.) yang jantan, bunga berbagai jenis rumput (Graminae).
 
b.    inflorescentia cymosa (bunga majemuk berbatas), yaitu: bunga majemuk yang ujungnya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai tumbuhnya terbatas. Bunga yang mekar duluan adalah bunga di sumbu pokok. Dibagi lagi menjadi 3 berdasarkan jumlah cabang pada ibu tangkai:
1.         monochasial”, yaitu: jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang atau lebih tapi tidak pernah berhadapan. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada tumbuhan yang berbiji tunggal. Misalnya: kapas (Cossypium sp.)
2.         dichasial”, yaitu: jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, bunga semacam ini terdapat pada tumbuhan berbibir (Labiatae), dll.
3.         pleiochasial”, yaitu: jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada sutu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai, misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.)

Macam-macam ragam bunga majemuk berbatas:
·         Dichasium (anak payung menggarpu) : pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Dibawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga pada ujung tangkai mekar dahulu. Misalnya : melati (Jasminum sambac Ait.). ada kalanya cabang bunga bercabang lagi, misal Clematis.
·         Cincinnus (bunga tangga) : suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi tetapi hanya terbentuk satu cabang saja yang arahnya berganti-ganti. Misalnya : buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
·    Bostryx (bunga sekerup) : ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut 900, sehingga ketika kita mengikuti arah percabangan akan mengadakan gerakan spiral. Misal : bunga kenari (Canarium commune L.)
·     Drepanium (bunga sabit) :seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
·         Rhipidium (bunga kipas) : seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya, misalnya: tumbuhan Iridaceae
c.    Inflorescentia mixta (bunga majemuk campuran), yaitu: bunga majemuk yang memperlihatkan sifat-sifat bunga majemuk tak berbatas maupun bunga majemuk berbatas. Misalnya: bunga soka (Ixora paludosa Kurz.), seluruhnya merupakan bunga malai rata, tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung yang menngarpu. Bunga kenari (Canarium commune L.) mempunyai susunan seperti malai, namun ujungnya berupa sekerup.
Tipe-tipe lain bunga majemuk:
1.    Verticillaster (gubahan semu) : ibu tangkai tampak berbuku-buku, pada buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku), tetapi sesungguhnya pada tempat di ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa anak cabang yang masing-masing merupakan suatu anak paying, misalnya: remujung (Orthosiphon stamineus Benth.) dan tumbuhan suku Labiatae umumnya.
2.    Anthela (lembing) : cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang yang diatasnya, terdapat pada Juncus dan Luzula.
3.    Glomerulus (tukal) : bunga majemuk yang biasanya bersifat terbatas, terdiri atas kelompokan bunga-bunga kecil tidak bertangkai yang tersusun rapiat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya: rami (Boehmeria nivea Gaud.)
4.    Fasciculus (berkas) : bunga majemuk yang bersifat terbatas dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besar daripada bunga tukal, tangkai tidak sama panjang, seringkali dengan warna yang menarik, misalnya : jadam (Rhoe discolor Hance.).

Bagian - Bagian Bunga
Bunga memiliki beberapa bagian seperti gambar di atas. Bagian-bagian tersebut adalah :
  • Pedicellus (tangkai bunga) : bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu : bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
  • Receptaculum (dasar bunga) adalah tidak lain dari ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya menebal atau melebar, dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun, yaitu kelopak, benang sari dan putik. Dasar bunga sering memperlihatkan bagian khusus yang mendukung bagian bunga yang lain, dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi di beri nama berbeda-beda, yaitu :
    1. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), dasar bunga tempat duduknya daun tajuk bunga. Pada bunga Anyelir (Dianthus caryophyllus L.) 
    2. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum), dasar bunga sering kali meninggi atau memanjang menjadi tempat duduknya benang sari. Pada bunga maman (Gynandropsis pentaphylla D.C) 
    3. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), peninggian pada dasar bunga khusus menjadi tempat duduknya putik. Pada teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce)
    4. Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum), bagian dasar bunga yang meninggi dan mendukung benang sari dan putik. Pada bunga markisah (Passiflora quadrangularis L.) 
    5. Cakram (discus), pada dasar bunga seringkali terdapat peninggian berbentuk cakram yang seringkali mempunyai kelenjar-kelenjar madu. Pada bunga jeruk

Bentuk Dasar Bunga 
      Dasar bunga biasanya biasanya menebal/melebar dan memperlihatkan bermacam-macam bentuk, misalnya : 
a.       Rata, misalnya pada bunga manggistan (Garcinia mangostana L.)
b.      Menyerupai kerucut.
c.       Seperti cawan.
d.      Bentuk mangkuk.
     
Hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan duduknya bakal buah. Berdasarkan sifat itubunga di bagi menjadi 3 golongan :
1)    Hipogin (hipogynus), hiasan bunga tertanam pada dasar bunga lebih rendah daripada putik, misalnya bunga johar (Cassia siamea Lmk.)
2)    Perigin (perigynus), hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi daripada putik, seperti pada bunga yang berbentuk cawan. Misalnya bunga bungur (Lagestroemia speciosa Pers.)
3)    Epigin (epigynus), pada bunga yang berbentuk mangkuk atau piala dengan bakal buah tenggelam. Seakan-akan hiasan bunga duduk dibagian atas bakal buah, misalnya pada bunga daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
  • Perianthium (hiasan bunga) : bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang yang masih jelas. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
·      Kalyx (kelopak bunga) : bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, terdiri dari sepala  (daun kelopak). Daun kelopak dapat berlekatan satu sama lain atau terpisah.
Kelopak tersusun atas bagian-bagian yang disebut daun kelopak (sepala), yang mempunyai sifat-sifat berbeda.
1.   Berlekatan (gamesopalus), hanya bagian bawah yang saling berlekatan, bagian atas/pancung-pancung tetap bebas.
Menurut panjang pendeknya bagian pancung-pancungnya, dibagi lagi :
a.    Berbagi (partitus), hanya bagian kecil daun-daun saja yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak.
b.   Bercangap (fissus), bagian yang berlekatan meliputi separoh panjang kelopak, jadi pancung-pancungnya juga separoh.
c.    Berlekuk (lobatus), bagian yang berlekatan lebih dari separoh, pancung-pancungnya pendek saja.
 
 2. Lepas atau bebas (polysepalus), daun kelopak antara yang satu dengan yang lainnya benar-benar terpisah, sama sekali tidak berlekatan.
Melihat bentuk kelopak yang bermacam-macam itu, dapat digolongkan menjadi 2 bagian lagi:

    • Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus), jika kelopak dapat dibagi menjadi 2 bagian yang simetri/setangkup
    • Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus). Dapat kita jumpai pada kelopak yang:
o  Bertaji (calcaratus), pada bunga pacar air (Impatiens balsamina L.)
o  Berbibir (labiatus), pada bunga salvia (Salvia spelendens Ker-Gawl)

        Kelopak biasanya memang berwarna hijau, tetapi ada perkecualian. Ada beberapa kelopak yang mempunyai warna menarik seperti tajuk bunga. Misalnya pada bunga asam (Tamarindus indica L.) selain berwarna juga bersifat tebal, berdaging dan dapat dimakan, misalnya tumbuhan yang lazimnya dinamakan prambos, tetapi sebenarnya adalah rosela (Hibiscus sabdariffa fa. victor)

  • Corolla (mahkota bunga atau tajuk bunga) :  Corolla merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak. Warna yang indah dan baunya tadi yang mengundang serangga untuk menjadi perantara pada proses penyerbukan. Selain berfungsi sebagai alat daya tarik, tajuk bunga juga berfungsi melindungi alat-alat persarian (benang sari dan putik) sebelum persarian berlangsung. Bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala). Daun mahkota bunga menunjukkan sifat yang berbeda-beda, yaitu :
·         Berlekatan (sympetalus, gametopalus atau monopetalus), tajuk bunga dapat dibagi 3 golongan :
o   Tabung atau buluh tajuk
o   Pinggiran tajuk
o   Leher tajuk
            Dapat ditemukan alat tambahan, misalnya sisik-sisisk, rambut-rambut.
·         Lepas/bebas (choripetalus/polyopetalus), daun tajuk terpisah satu sama lain. Dibedakan dalam 2 golongan :
o   Kuku daun tajuk (unguis), bagian bawah yang lebih lebar, seringkali paling tebal daripada yang lain.
o   Helaian daun tajuk (lamina), bagian yang lebar dan biasanya tipis
·         Tanpa tajuk bunga (apetalus), dinamakan juga bunga telanjang (flos indus).
        Tajuk bunga pun sama halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, 
        dan berdasarkan simetrinya dapat pula dibedakan dalam :
1.    Beraturan (regularis), dapat dibagi menjadi 2 bagian yang setangkup dengan berbagai cara. Dinamakan juga polisimetris atau bersimetri banyak (regularis atau actinomorphus)
Tajuk bunga yang beraturan meliputi bentuk-bentuk :
a.    Bintang (rotatus/stellatus), misanya bunga lombok (Capsicum annuum L. )
b.    Tabung (tubulosus), misalnya bunga matahari (Helianthus annuus L.)
c.    Terompet (hypocrateriformis), contoh: bunga papaya jantan (Carica papaya L.)
d.   Mangkuk atau Buyung (urceolatus)
e.    Corong (infundibularis), misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)
f.     Lonceng (campanulatus), misalnya bunga ketela rambut (Ipomoea batatas Poir.)
2.    Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris (zygomorphus), dapt dibagi menjadi 2 bagian yang setangkup hanya dengan 1 cara. Seringkali mempunyai sifat dan bentuk yang khas, misalnya :
a.    Bertaji (calaratus)
b.   Berbibir (labiatus)
c.    Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus).
d.   Bertopeng/berkedok (personatus).
e.    Pita (ligulatus)
            Jika kita tidak mendapati hiasan bunga, maka bunga itu disebut flos nudus (bunga telanjang), misalnya: bunga patikan (Euphorbia hirta L.) atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan kalyx dan corollanya, hiasan bunga tersebut dinamakan perigonium (tenda bunga), yang terdiri atas tepala (daun tenda bunga), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.), lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.)

 
  • Androecium (alat kelamin jantan) : bagian inisesungguhnya juga merupakan metamorphosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah stamen (benang sari) yang berlekatan atau pun bebas. Ada yang tersusun dalam satu lingkaran, ada yang tersusun dua lingkaran. Misalnya: bunga tasbih (Canna hybrid Hort.) benang sarinya yang mandul berbentuk lembarab-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.
         Dalam ruang sari terdapat serbuk sari/tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan untuk penyerbukan  atau persarian. Ada kalanya benang sari bersifat mandul. Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam:
1)   Benang sari jelas duduk pada dasar bunga, dinamakan Thalamiflorae. Misal jeruk (Citrus sp.)
2)   Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, dinamakan Calyciflorae. Misal mawar (Rosa hybrida Hort.)
3)   Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga,dinamakan Boraginaceae. Misal bunga buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
     Benang sari dapat dibedakan 3 bagian berikut:
a)    Tangkai sari (filamentum), bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang, umumnya berbentuk bulat.
     Melihat jumlah berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari, maka dapat dibedakan  menjadi:
a.    Benang sari berkas satu (monadelphus), misal bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L)
b.    Benang sari berbekas dua(diadelphus), misal pada tumbuhan berbunga kupu-kupu (Papiloniaceae)
c.    Benang sari berbekas banyak, misal pada bunga kapok (Ceiba pentandra Gaertn).
b)    Kepala sari (anthera), bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari.  Biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca), yang masing-masing terdiri dari ruangan kecil (loculus/loculumentum).
Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang sekali menjadi satu. Contoh kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat pada bunga matahari (Helianthus annuus L).
Duduknya kepala sari pada tangkainya dapat bermacam-macam :
a.     Tegak (innatus atau basifixus)
b.    Menempel (adnatus)
c.     Bergoyang (versatilis)
c)    Penghubung ruang sari (connectivum) merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari).
  • Gynaecium (alat kelamin betina) yang pada bunga biasa disebut pistillum (putik), terdiri dari metamorfosis daun yang disebut carpella (daun buah). Pada bunga dapat ditemukan satu atau lebih putik dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.
Bagian putik yang mengandung sel telur itu namanya bakal biji (ovulum) yang akirnya akan menjadi biji (semen), dan sementara itu bagian putik yang didalamnya terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium), akan berubah menjadi buah (fructus).
     Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium)
Didalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal biji yang berjumlah satu atau lebih. Bakal biji itu dalam bakal buah terdapat pada bagian khusus yang menjadi pendukung bakal biji tadi. Bakal buah yang bakal menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji dinamakan : tembuni (placenta).
Bakal biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda-beda pula. Pada umumnya pada bakal biji dapat dibedakan baian-bagian berikut :
1.              Kulit biji (Integumentum)
2.              Badan bakal biji atau nuselus (Nucellus)
3.              Kandung lembaga (Saccus embryonalis)
4.              Liang bakal biji (Micropyle)
5.              Tali pusar (funiculus)
Mengenai letak bakal biji pada tembuni dapat dibedakan lima posisi utama, yaitu :
a.               Tegak (Atropus)
b.              Mengangguk (Anatropus)
c.               Bengkok (Campylotropus)
d.              Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
e.               Melipat (Camptotropus)
Kedudukan bakal buah pada dasar bunga:
§ Terletak di atas dasar bunga : menumpang (superus)
§ Setengah tenggelam : sebagian terbenam dalam dasar bunga (semi inferus)
§ Tenggelam, jika seluruhnya terbenam dalam dasar bunga disebut inferus.  
2.      Tangkai kepala putik (stylus)
Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah keatas.
Tangkai kepala putik ada yang bercabang ada yang tidak, dan jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik, jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang terdapat lebih banyak kepala putik dari pada tangkai kepala putiknya.
3.      Kepala putik (stigma)
Kepala putik adalah bagian putik paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik atau ujung cabang tangkai kepala putik itu. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari.
Berdasarkan cara penyerbukan pada bunga, bentuk kepala putik dapat dibedakan :
a.         Seperti benang, misal pada jagung (Zea mays L)
b.        Seperti bulu ayam, misal pada bunga padi (Oryza sativa L)
c.         Seperti bulu-bulu, misal pada bunga kecipir
d.        Bulat, misal pada bunga jeruk (Citrus sp)
e.          Bentuk lain, mial seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dll.

       Berdasarkan bagian-bagian yang dimilikinya, bunga dibedakan menjadi:
·      Flos completes (bunga lengkap) : yang terdiri atas 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang sari dan 1 lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran = tetrasiklik, 5 lingkaran = pentasiklik.
·      Flos incompletes (bunga tidak lengkap) : jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga disebut nudus (telanjang), jika hanya mempunyai salah satu alat kelamin dinamakan unisexualis (berkelamin tunggal).
 Bunga yang mempunyai perigonium, jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, 
seringkali dianggap bunga tidak lengkap.

Kelamin Bunga
            Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, maka dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Bunga banci atau berkelamin dua (Hermaprodit), dinamakan  bunga lengkap atau bunga sempurna.
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexual), jika pd bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dapat dibedakan :
      1.  Bunga jantan ( flos masculus), pada bunga ini terdapat benang sari  tanpa putik.
      2. Bunga betina (flos femineus), pada bunga ini terdapat hanya putik saja, tanpamempunyai benang sari.
c. Bunga mandul atau tak berkelamin, misalnya pada bunga matahari.                    
      Bertalian dengan kelamin bunga yg terdapat pada suatu bunga, maka dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a.  Berumah satu (monoecus), pada satu individu (satu batang tumbuhan), mempunyai bunga jantan dan bunga betina, misalnya : jagung.
b.  Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya dalam satu individu terdapat bunga jantan dan atau bunga betina saja, misalnya pada salak.
c.   Poligam (poligamus), jika pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama, misalnya pada papaya.    
                                        
Simetri pada bunga
Simetri merupakan sifat pada suatu benda yang dapat dibagi menjadi dua.Bertalian dengan sifat simetri, bunga dibedakan menjadi:
ü              Asimetris : jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apa pun juga, misalnya 
                                  pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.)
ü                      Monosimetris atau zygomorphus : jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja. Sifat 
                                                                     ini diberi lambang ↑ (anak panah).
Bergantung pada letaknya bidang simetri, dibedakan menjadi 3:
-          Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya: kembang telang (Clitoria ternatea L.)
-          Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median dan tegak lurus pula pada arah vertical, misalnya: bunga Corydalis.
-          Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (> 900 ) misalnya: bunga kecubung (Datura metel L.)
ü                              -          Bilateral simetris (setangkup ganda) : bunga yang dapat dijadikan dua bagian setangkup 
                    menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus 
                     sativus L.)
ü                                -        Actinomorphus (beraturan) : jika dapat dibuat banyak bidang simetri, misalnya : bunga lilia gereja 
                      (Lilium longflorum Thunb.). bunga yang beraturan seringkali diberi tanda *

Kelenjar Madu (Nectarium)
Madu yang dihasilkan oleh bunga, bagi tumbuhannya sendiri mempunyai arti yang penting, yaitu menyebabkan adanya kunjungan binatang yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan, dan dengan itu ikut memainkan peranan dalam menjamin terjadinya keturunan baru yang seterusnya akan menjamin kelestarian jenis tumbuhan itu diatas bumi ini.
            Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah satu bagian bunga dapat berasal dari :
a.       Daun mahkota
b.      Benang sari
c.       Bagian-bagian lain pada bunga


         

1 komentar:

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib