Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]

Rabu, 1 Desember 2011
        “Bang, bangun! Ayo siap-siap berangkat! Mandi dulu sana!” suara ayah membangunkanku pagi-pagi sekali. Aku sempat bangun sejenak dan setelah ayah pergi, aku pun tertidur lagi, yang akhirnya bangun sekitar pukul 5.30 pagi. “Huaaahh....!”, langsung saja ku bergegas mandi kemudian shalat shubuh.
           Hari ini aku akan pergi jalan-jalan ke Manado selama 4 hari 3 malam. Ku siapkan barang-barangku yang akan dibawa. Kemudian ku sarapan. Aku pergi ke sana tidak dengan kedua orang tuaku. Tidak juga dengan teman-temanku atau pun kenalanku. Tapi dengan om, tanteku, dan anak mereka yang baru aku kenal pada hari itu juga. Tak perlu lah ku ceritakan sebabnya kenapa bisa baru kenal.
            
          Berangkat ke sana dengan pesawat, aku diantar oleh ayah, ibu, dan adik kecilku ke bandara Soekarno-Hatta. Tiba di bandara pukul 8.30, ku bertemu dengan om dan tanteku di sana. Ku pamit dengan kedua ortu. Kemudian aku langsung chek in dan menitipkan tasku ke bagasi pesawat. Menuju ke pesawat dengan om dan tanteku sambil ngobrol, mengenal lebih dekat lagi.”Kamu masih SMA atau dah kuliah?”tanya tanteku yang sedang menggendong anaknya yang kira-kira berumur 1 tahun.”Sudah kuliah semester 3” “Dimana? Ngambil jurusan apa?”tanyanya lagi. “Di UIN Jakarta, Ciputat. Ngambil jurusan Farmasi.” “ Oh.. UIN Ciputat, Kita tinggalnya di Lebak Bulus” sahut Om ku.
Kami pun melanjutkan obrolan kami, sampai akhirnya duduk di pesawat. Mendapatkan no. seat 33 F, membuatku agak kecewa. Sebenarnya ku ingin duduk di samping jendela pesawat, agar lebih terasa lagi naik pesawatnya. Dan bisa melihat pemandangan langit dari atas awan. Ku duduk dengan posisi yang nyaman. Ku pasang sabuk pengaman. Sesaat sebelum lepas landas, ku dengarkan cuap-cuap suara pramugari yang menerangkan tentang aturan-aturan di pesawat dan juga keselamatan.

Perjalanan menuju Manado ditempuh selam 2 jam 45 menit dengan pesawat ‘Batavia Air’. Alhamdulillah penerbangannya lancar. Tidak ada gangguan sama sekali. Selama perjalanan kami disuguhkan dengan 2 bungkus roti, segelas air mineral dan segelas teh/kopi (pilihan). Sebagian waktu perjalanan di pesawat ku gunakan untuk tidur. Karena menyalakan alat elektronik tidak boleh, apa lagi yang harus ku lakukan, selain tidur. Aku juga tidak membawa bacaan seperti majalah, koran, novel, atau pun buku-buku yang lain.

“Para penumpang sekalian, sesaat lagi kita akan mendarat di bandara Sam Ratulangi, Manado. Pasang sabuk pengaman anda, tegakkan kursi, lipat meja dan menguncinya.” Kira-kira begitulah yang diucapkan pramugari ketika pesawat akan landing. Kami tiba di Manado sekitar pukul 13.30 WITA. Waktu disini berbeda selisih satu jam lebih cepat dengan di Jakarta. Kami turun dari pesawat. Kemudian mengambil tas kami masing-masing, lalu berkumpul dengan rombongan kami.
                Acara ini sebenarnya dalam rangka 7th Anniversary ‘Diamond Interest’, suatu perusahaan di bidang obat-obatan herbal, yang bersistemkan MLM (Multi Level Marketing). Lebih jelasnya aku tidak tahu. Ayahku yang mengikuti MLM ini. Aku hanya diajak saja oleh ayah untuk menikmati jalan-jalannya.
                Berangkat dari bandara Sam Ratulangi menggunakan bus, menuju ke restoran. Di perjalanan kami ditemani oleh guide yang menjelaskan sekilas tentang Manado. Sambil mendengarkan penjelasannya, ku melihat kanan kiri jalan. Banyak sekali gereja-gereja di sepanjang jalan. Ku hanya melihat satu masjid saja ketika itu. Itu juga tidak terlalu besar. Maklum, karena di Manado sebagian besar penduduknya beragama kristen katolik dan protestan, kira-kira sekitar 71 %. Umat islam sendiri hanya sekitar 27 % saja. Dan sisanya adalah Budha, Hindu, dan Konghuchu. Di Manado, katanya ada patung Jesus tertinggi ketiga di dunia. Aku belum melihatnya, seberapa tinggi patungnya.
                Di sepanjang jalan juga, baru kali ini ku lihat warung makan - warung makan yang bermenu daging babi, sate babi, bakso babi, dan makanan olahan babi yang lain. Selain itu kulihat juga menu ‘RW’ bakar. RW adalah sebutan untuk daging anjing bagi masyarakat Manado. Hiii..., membuatku ngeri, khawatir jika makan di luar dihidangkan hidangan seperti itu. Selain itu, masyarakat manado juga suka mengkonsumsi daging kucing, tikus, dan kelelawar. Mendengarkan penjelasan guide tentang itu membuatku muak. Tapi, katanya nanti kita akan dihidangkan dengan makanan-makanan yang halal selama tour ini. Orang Manado juga suka hidangan yang pedas-pedas. Katanya, semakin pedas masakan, maka akan semakin nikmat. 

                Tak terasa sudah sampai di restoran tempat kami makan. Restorannya bernama ‘WAHAHA’. Memang terdengar lucu namanya. Aku juga tidak tahu apa artinya. Restoran ini terletak di pinggir pantai. Ketika sampai di sini, kami disambut dengan tarian ‘Kabasaran’ dari Manado. Di restoran ini kami disuguhkan hidangan laut yang lezat. Ikan bakar dan segala makanan olahan ikan yang lain yang tidak ku ketahui namanya. Ku makan dengan lahap karena perjalanan yang sangat jauh membuat perutku ngambek minta diisi.               

                Setelah makan, kami sempat berfoto-foto sebentar di sana. Kemudian rombongan kami pun langsung berangkat ke hotel tempat kami bermalam. Hotel Arya Duta, disanalah kami beristirahat. Sesampainya di hotel, langsung di bagikan kaos dan kunci kamarnya. Om dan Tanteku  mendapat kamar lebih dahulu. Sedangkan aku belum. Mereka pergi duluan ke kamar mereka. Sementara aku duduk menunggu sampai namaku dipanggil. Sekitar 15 menit ku menunggu, sedangkan yang lainnya sudah di kamarnya masing-masing.”Pak Awal?” tanya seorang ibu yang kelihatannya adalah panitia dari acara ini.”Iya benar.” “ Ini pak, kunci kamarnya. Lantai 11 no 40” kata ibu itu sambil menyerahkan kunci kamar kepadaku. Disini ku dipanggil ‘Pak.’ Padahal kan aku masih mahasiswa. Sebenarnya tidak mau aku di panggil pak, jadi seperti sudah tua.

                Ku ambil tasku, ku jalan menuju lift ke lantai 11. Ku cari kamarku, ku lihat kanan kiri mencari no. 40. “Nah, akhirnya ketemu juga.” Ku buka pintu memasuki kamar. Langsung saja ku rebahkan tubuhku di atas kasur.” Aahh.., enaknya disini.” Sesaat kemudian, ada yang mengetuk pintu. ‘Tok,tok,tok’ ku buka pintunya “Pak Awal?” seorang bapak berbadan gemuk dengan rambut pendek, lurus, agak tipis dan kepala yang bulat yang ternyata dia adalah teman sekamarku. Dia adalah salah satu panitia penyelenggara acara ini. Aku bersyukur bisa sekamar dengannya. Aku bisa bertanya-tanya tentang acara ini lebih jelas.
                “Saya duluan ya! Nanti jangan lupa jam 6 sore di lantai 6 ada gala dinner. Jangan lupa bawa undangannya!” ucap bapak itu sambil merapikan pakaiannya, bersiap untuk keluar.”Oh, Iya pak!” Sambil menunggu jam 6 sore, aku  mandi, membersihkan diri. Kemudian ku nyalakan laptopku. Di hotel ini tersedia fasilitas Wi Fi yang lumayan kencang. Walaupun tidak sekencang di kampus.
                Pukul 18.00 WITA, aku pun keluar dari kamar menuju Ballroom hotel lantai 6. Di depan kamar, ku bertemu dengan tanteku dan anaknya. Ternyata kamar mereka tidak jauh denganku. Kami berangkat bersama menuju Ballroom lantai 6 dengan lift.’Ting’ suara lift berbunyi, dan membuka pintunya ketika sudah sampai di lantai 6. Kami berjalan menuju ballroom. Aku agak sedikit tidak pede ketika masuk kesana. Ku lihat bapak-bapak dan ibu-ibunya, serta yang lainnya berpakaian rapi formal. Sedangkan kami berpakaian seperti pertama kami berangkat. Dengan pelayannya pun aku merasa kalah rapi. Tapi tidak apalah, cuek aja.
                Memasuki ballroom hotel, kami mencari tempat duduk. Awalnya kami memilih tempat paling pojok. Tapi ternyata semua tempat duduknya telah diberi nama. Kami pun mencari di mana kami duduk. Tempat kami ternyata di depan dekat panggung. Aku mengambil makanan yang sudah mulai mau habis, karena kami datang telat, sekitar jam setengah tujuh. Ku ambil nasi, dengan lauk potongan ayam bakar dan daging sapi lada hitam. Ku sirami kecap diatasnya. Mmm... enaknya..
                Setelah makan malam, acara pun dimulai. Yaitu 7th anniversary ‘Diamond Interest’. Selama acara, kami ditemani dengan 2 orang MC laki-laki. Di awal acara, kami disambut oleh perwakilan dari tuan rumah, Manado. Beliau adalah seorang pendeta wanita. Beliau sekaligus membawakan doa menurut kepercayaannya. Merasa tidak nyaman dengan doa yang disampaikan dengan cara kristiani, ku hanya diam saja. Ku amati sekeliling ballroom, melihat sebagian besar orang berdoa, menyatukan kedua tangan dan menundukkan kepala seperti cara orang kristen berdoa. Tidak sedikit juga yang hanya diam sepertiku.
                Kemudian kami dipertontonkan tarian khas Manado, ku lupa namanya. Sekaligus peresmian acara yang dipimpin oleh ketua ‘Diamond Interest.’ ‘ Tok..tok..tok..’ suara kentongan yang di pukul oleh beliau yang meresmikan acaranya. Selama acara, aku melihat presentasi-presentasi mengenai diamond interest, foto-foto kegiatan-kegiatannya, dll. Merasa bosan dan aku juga tidak begitu mengerti tentang apa yang disampaikan, aku pergi ke kamarku di tengah-tengah acara.
                Sampai kamar, langsung saja ku nyalakan Tv dan laptopku. Berselancar sejenak di dunia maya, sambil menonton Tv. Sampai pada akhirnya teman sekamarku datang. Ku bukakan pintu. Dan tak lama kemudian ku tertidur.

To be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib