Indonesian
Youth Conference merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemuda-pemuda Indonesia, yang bertujuan untuk mengumpulkan dan berbagi masalah
dan ide, meningkatkan kepedulian pemuda terhadap isu-isu terkini dan meyakini
masyarakat bahwa suara pemuda harus didengar dan ditanggapi dengan serius.
Kegiatan
ini terdiri dari 2 jenis , forum dan festival. Pada forum IYC, diundang sekitar
33 pemuda berusia 15 sampai 21 tahun
dari seluruh indonesia untuk mewakili provinsi mereka masing-masing di
acara ini. Untuk menjadi duta provinsi harus melalui pendaftaran dan tahap
seleksi. Pemuda-pemuda tersebut diharapkan dapat aktif di komunitas
masing-masing dan dapat membuat perubahan menuju indonesia yang lebih baik. IYC
akan mengorganisir beberapa sesi seminar dan lokakarya untuk memupuk kemampuan
kewirausahaan mereka yang akan memaksimalkan potensi mereka dalam menjadi agen
perubahan.
Pada festival
IYC, diselenggarakan berbagai seminar dan lokakarya yang dapat dikunjungi oleh
siapa pun dengan membeli tiket masuk. Sesi seminar dan lokakarya di festival
ini bersifat umum, meliputi berbagai isu. Mulai dari kepemerintahan, politik,
budaya , kreatifitas, teknologi informasi, lingkungan, pendidikan, kesehatan,
kewirausahaan , sosialm , jurnalisme dan media. Di festival ini, para pemuda
bisa belajar memperluas jaringan mereka.
Sabtu,
7 Juli 2012 – Indonesian Youth Conference Festival diselenggarakan di Thamrin
Nine Ballroom. Acara dimulai dari pukul 08.00 – 21.00 WIB. Terdapat bererapa sesi seminar acara ini. Tiap
sesinya terdapat 4 topik bahasan yang berbeda-beda dan di ruangan yang berbeda.
Kita diharuskan untuk memilih 1 diantara keempat topik tersebut. Dan pada penghujung acara, diadakan malam
kebudayaan.
Acara
diawali dengan pembukaan dan sambutan-sambutan serta penampilan duta-duta dan
delegasi forum IYC sampai sekitar jam 10.00 WIB. Dilanjutkan dengan break sejenak,
kita bisa melihat pameran-pameran Artspace yang diikuti oleh seniman muda hasil
seleksi open submission, seniman undangan, maupun pemenang Nirmana Award. Selain
itu ada Expo yang diikuti oleh berbagai komunitas dari bidang yang
berbeda-beda.
Sesi seminar
pertama dimulai pada jam 10.15 WIB. Pada sesi ini terdapat 4 topik pembahasan
yang harus kita pilih, Jurnalisme dan Media Sosial, Pendidikan, HAM, dan Anti
Korupsi. Pada sesi ini yang ku pilih adalah Jurnalisme dan Media Sosial, dengan
tema “Jurnalisme dan Media Sosial sebagai Senjata Perubahan.” Disini dipaparkan
bagaimana media sosial itu dapat membuat perubahan pada masyarakat, dan juga
peran media sosial online, seperti Facebook dan Twitter yang terus mengalami
perkembangan sebagai media penyebar informasi.
Pada sesi
kedua, terdapat 4 topik, Gerakan Pemuda, Kreativitas, Olahraga, dan Politik. Pada
sesi ini yang ku pilih adalah Kreativitas dengan tema “Semangat Berkreasi Tanpa
Batas.” Salah satu pemateri pada sesi ini adalah Didi Petet, seorang artis dan juga
aktor senior yang sudah mempunyai segudang pengalaman di dunia kesenian. Disini kita dijelaskan beberapa hal mengenai
kreatifitas :
1.
Kreatifitas membutuhkan Imajinasi
dan Mimpi
2.
Seorang yang kreatif harus Kritis
dan juga Mempunyai Visi
3.
Kreatifitas terkadang tidak
memerlukan Logika.
4.
Kreatifitas tidak ada
batasnya.
5.
Kreatifitas butuh Keberanian
Pada sesi ketiga, topik yang kupilih
adalah Diplomasi, dari ketiga topik lainnya yaitu Ekonomi & Kewirausahaan,
Sudut Pembaharu, dan Sejarah. Tema kali
ini adalah “Pemuda sebagai Representasi Indonesia di Panggung Dunia.” Disini
dijelaskan tentang diplomasi, bagaimana supaya bisa menjadi duta negara, dan bisa mengikuti program youth
exchange.
Sesi terakhir adalah surprise session. Pada
sesi ini, sebelumnya kita tidak diberitahu siapa pematerinya. Dan menjadi suatu
kejutan, ketika moderator membacakan CV dari pemateri yang mempunyai nama asli Drs.
Suyadi, atau yang biasa dikenal sebagai Pak Raden. Ruangan menjadi bergemuruh
dengan teriakan-teriakan peserta yang menyambut kedatangan Pak Raden ke atas
panggung. Kemudian satu pemateri lagi
yang ku lupa namanya. Seperti biasa, yang Pak Raden lakukan adalah
mendongengkan para peserta sebuah cerita hikmah dengan suaranya yang khas
tentang seekor beruang dan majikannya. Inti dari cerita tersebut adalah lebih
baik memiliki seorang musuh yang pintar dari pada memiliki teman yang bodoh. Mengajarkan
kita bahwa sebagai pemuda haruslah
cerdas agar dapat memberikan kontribusi dan perubahan kepada negara agar lebih
baik.
Setelah rangkaian seminar selesai,
tibalah malam kebudayaan. Ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu. Disini ditampilkan
tari kecak, tarian daerah bali ; grup band Hivi ; dan penampilan terakhir yang
sangat menghebohkan dan paling ditunggu oleh para peserta adalah penampilan
dari Raisya. Hivi dan Raisya juga masing-masing membawakan 5 buah lagu. Panggung
terasa sangat ramai membuat ruangan serasa mau roboh.
Acara berakhir sekitar jam 21.00 WIB. Pulang
ke rumah dengan rasa lelah, tapi banyak pelajaran dan juga pengalaman baru yang
di dapat, diantaranya adalah lebih tahu dan mengenal tentang
komunitas-komunitas pemuda di Indonesia yang beragam dan bergelut di berbagai
bidang. Masih banyak peran kita sebagai pemuda yang belum kita maksimalkan,
karena sebenarnya masa depan suatu bangsa berada di tangan pemuda-pemudanya. Bagaimana
peran aktif pemuda tersebut mengembangkan dan memajukan bangsanya agar tidak
kalah dikancah global dengan negara-negara lain. Meningkatkan kesadaran dan
juga mendorong para pemuda agar lebih kreatif dan terus mengembangkan bakat
yang dimiliki.
Community Expo |
Community Expo |
Artspace Exhibition |
Artspace Exhibition |
Potret Jakarta |
Card to Post : kartu pos buat presiden yang unik-unik |
Raisya menyanyikan 5 buah lagu |
Buku-buku, pin dan stiker yang didapat gratis dari IYC |
yurtdışı kargo
BalasHapusresimli magnet
instagram takipçi satın al
yurtdışı kargo
sms onay
dijital kartvizit
dijital kartvizit
https://nobetci-eczane.org/
3BCCA4
salt likit
BalasHapussalt likit
dr mood likit
big boss likit
dl likit
dark likit
207KX