Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]

Pergi ke Jepang merupakan keinginanku sejak dulu. Entah kapan dan kenapa keinginan itu muncul. Yang ku ingat hanyalah karena sering menonton Anime dan drama Jepang. Ditambah lagi cerita dosen-dosenku yang studi disana membuatku ingin melanjutkan studi di sana juga. Oleh karena itu, aku pun belajar bahasa Jepang secara otodidak dan juga lebih sering menonton film-film dan mendengarkan musik Jepang sambil dipelajari bahasanya. Aku mempunyai keinginan untuk melanjutkan studiku disana, seperti dosen-dosen pengajarku.

Tiba-tiba ku menemukan berita mengenai acara APPS yang akan diselenggarakan di Jepang pada tahun ini. Berita itu sudah ku ketahui sejak akhir tahun 2012. Waktu itu pun aku sangat ingin sekali berpartisipasi di acara itu, tapi masih belum mantap, masih bimbang ikut apa nggak ya,,?! Lalu aku mencari-cari tahu tentang APPS yang akan di selenggarakan di Jepang itu. Aku pun mengisi kuisioner yang dibuat oleh panitianya untuk kelangsungan APPS di Jepang.

Sampai pada akhirnya sekitar bulan Januari saat liburan, dari Ismafarsi mengumumkan siapa yang ingin berpartisipasi di APPS Jepang, silahkan mendaftarkan dirinya. Ku daftarkan saja diriku dengan mengisi form yang telah disediakan dan kemudian dikirim melalui email. Pada saat itu keinginanku untuk ikut APPS semakin bertambah. Setelah itu dilakukan wawancara melalui Skype.

Sebulan kemudian, diumumkanlah hasilnya melalui email. Dan waktu itu bukan keberuntunganku, karena aku tidak lolos di periode pendaftaran pertama dan kedua, tapi boleh mengikuti periode yang ke tiga. Pendaftaran keikutsertaan APPS ini memang dibagi menjadi 4 periode dengan masing-masing periodenya berbeda harga registrasinya. Semakin lama, semakin mahal. Tapi karena waktu itu keinginanku kuat untuk ikut dalam APPS, jadi aku tetap sabar menunggu pendaftaran periode ke tiga dibuka mulai awal April, meskipun biayanya lebih mahal.

Sebenarnya waktu itu aku tidak memikirkan tentang biaya. Aku tidak memikirkan apakah aku mempunyai uang yang cukup untuk membayar semua biaya yang akan dikeluarkan, mulai dari biaya registrasi, tiket pesawat, dan uang jajan selama di sana, kenyataannya pada waktu itu aku tidak mempunyai uang yang cukup untuk itu semua.  Aku yakin, bahwa nantinya aku bisa mendapatkan banyak bantuan dengan mencari sponsor dan juga mengajukan proposal ke kampus. Dengan bermodalkan keyakinan aku mendaftarkan diri ketika periode ke tiga pendaftaran dibuka.

Sebelum mendaftar, aku meminta izin orang tua untuk mengikuti acara ini. Dan Alhamdulillah mereka mendukung. Aku tidak meminta uang ke mereka, hanya bilang kalo nanti aku akan mendapat bantuan dana dari kampus dan sponsor.

Setelah melihat rekening, alhamdulillah tabungan yang ku punya cukup untuk melunasi biaya registrasinya, dan setelah itu pun uangku hanya tersisa sedikit, dan mungkin bertahan hanya untuk beberapa minggu saja. Tanpa pikir panjang, ku kirim saja biaya registrasinya melalui bank. Waktu itu belum kepikiran beli tiket pesawat dan uangnya dari mana.

Pembayaran biaya registrasi sudah selesai. Sekarang masalahnya di tiket pesawat. Pesawat harus segera dibooking karena jika dibeli ketika menjelang keberangkatan, maka harganya akan semakin mahal. Aku berpikir, dari mana uang buat beli tiket pesawat. Kalo menunggu-nunggu proposal cair, maka nantinya akan lebih mahal lagi harganya. Akhirnya ku ingat, bahwa aku mempunyai tabungan yang didepositkan di bank oleh Ibuku. Tabungan itu merupakan tabunganku dari SD, yang di pegang oleh Ibuku. Aku pun meminta izin untuk menggunakan tabungan tersebut dan diizinkan. Habislah sudah semua tabungan yang ku punya. Uang yang ku tabung sejak SD, akhirnya digunakan untuk membeli tiket pesawat pergi pulang Indonesia – Jepang. aku berharap, aku tidak akan menyesal dengan keputusanku ini.

Tiket pesawat pun sudah dibeli. Selanjutnya adalah masalah visa. Visa Jepang untuk mahasiswa memang gratis. Hanya perlu membawa kartu mahasiswa atau surat keterangan aktif kuliahnya. Tapi dalam mengurus visa ini, aku tidak mengurus sendiri. Visa ku diurus oleh kakak kelas yang memang ingin pergi ke sana juga, karena dia memiliki keluarga yang bekerja di Kedubes Jepang. ku serahkan saja semua persyaratannya ke dia, dengan harapan prosesnya semakin mudah dan cepat. Tapi kenyataannya, setelah 3 minggu lewat, visa itu belum kelar juga, katanya ada beberapa masalah di orang yang mengurusnya. Aku jadi khawatir kalo nantinya visa itu tidak selesai. Tapi Alhamdulillah, setelah sebulan, visa sudah selesai diurus dan bisa diambil.

Permasalahan selanjutnya adalah proposal sponsor. Kami belum sempat mengajukan proposal ke sponsor manapun karena terkendala di persetujuan proposalnya oleh pihak Fakultas. Waktu itu juga kami telat untuk mengajukan proposal ke kampus. Kami berpikir sudah telat untuk mengajukan proposal sponsor mengingat keberangkatan kami tinggal sebulan lagi dan sebentar lagi libur lebaran. Kami hanya memperjuangkan bantuan dana dari kampus yang besar. Dan akhirnya kami mendapatkannya walaupun tidak sebesar yang kami harapkan.

Aku masih belum tenang, walaupun sudah mendapat bantuan dari kampus, karena itu belum cukup untuk menanggung biaya hidup disana mengingat aku memiliki 4 hari lagi setelah acara APPS berlangsung. Untuk biaya makan, transport, tempat tinggal, dan lain-lain itu belum cukup. Aku pun hanya bertawakkal saja agar nantinya dapat tambahan rezeki buat disana.

Beberapa hari menjelang keberangkatan, banyak saudara-saudara yang menanyakan tentang acaraku di Jepang.  Alhamdulillah, banyak saudara yang memberikan bantuan kepadaku meskipun sebenarnya aku tidak memintanya. Begitu pun dengan kakek dan nenekku yang mungkin khawatir dengan kehidupanku disana. Alhamdulillah, setelah ku hitung-hitung ditambah dengan bantuan dari kampus, cukuplah buat biaya hidup selam 4 hari disana.

Kesan yang paling menarik dan tak akan dilupakan adalah saat-saat mengobrol, berkumpul dan berdiskusi dengan mahasiswa-mahasiswa farmasi dari negara lain. Saling bertukar cerita dan bercanda ria. Unforgetable memory. Sampai sekarang pun masih teringat-ingat hal-hal menarik yang dilalui saat APPS berlangung.

Demi ikut APPS di Jepang, aku berusaha untuk menghemat pengeluaranku, menyisihkan sebagian uang jajan untuk ditabung. Mengurangi porsi jajan dan selalu pulang ke rumah setiap sabtu-minggu untuk menghemat uang makan. Tapi semua yang ku korbankan itu terbayarkan sudah saat mengikuti APPS Jepang. Aku merasa semua yang ku korbankan tidak seberapa dengan banyaknya pengalaman-pengalaman baru yang ku dapat selama mengikuti APPS di Jepang. Dan acara ini pun membuat ketagihan. Rasanya ingin ikut event-event seperti ini lagi. Tahun depan akan ada World Congress IPSF di Portugal. Rencananya aku ingin ikut berpartisipasi pada acara tersebut. Insyall Allah,  jika diberi kesempatan dan rezeki, aku pasti ke sana.

Next year will be Europe that I wanna go....
 

1 komentar:

  1. Halo ka, ada tips khusus ga ka supaya terpilih jadi delegates? tahun 2016 aku juga ingin apply untuk ikut apps nih hehhe. thx in advance

    BalasHapus

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib