Duarrr!.., duaarr!! Duarr!!..
Suara kembang api di malam terakhir di bulan Desember, meramaikan malam pergantian tahun. Ku lihat kembang api di atas motorku yang terjebak macet total di jalan raya. Malam itu, rencananya ku akan pergi ke masjid At-Tin bersama 2 orang sahabatku, Arum dan Dani, menghadiri Dzikir Akbar yang di pimpin oleh Ust. Arifin Ilham.
Dari rumahku berangkat sekitar jam sebelas kurang, karena sebelumnya aku ada urusan keluarga dahulu. Sedangkan Arum dan Dani, mereka ke rumahku. Sampai di rumahku sekitar jam sembilan malam, mereka harus menungguku dulu sekitar satu jam sampai akhirnya kami bertiga berangkat bareng dengan motor. Mereka berdua mengendarai motor Honda Revo Fit hitam punyaku, sedangkan aku mengendarai motor Honda Supra Fit merah silver punya ibuku.
Awalnya, aku pikir, malam hari ini jalanan akan sepi, sehingga kami bisa sampai di masjid At-Tin, sebelum acaranya selesai. Rencananya, kami akan beristirahat di masjid itu juga dan pulang sebelum shubuh, karena pada shubuh nanti, di rumahku akan ada acara Shalat Shubuh gabungan, yang di ketuai oleh Kakekku.
Tapi ternyata di luar dugaan. Ketika tinggal beberapa meter lagi sampai di depan pintu masuk masjid At-Tin, kami terjebak macet. Di tengah-tengah kemacetan, diramaikan dengan suara orang-orang yang bernyanyi-nyanyi dan meniup terompet-terompet, menyambut datangnya tahun baru. Suara kembang api pun tak kalah ramainya.
Masjid At-Tin pun sudah terlihat. Tapi kami masih terjebak macet. Macet total. Motorku pun hanya berpindah beberapa centi saja setiap menitnya. Sampai pada akhirnya mendekati jam 12.00 teng. Kendaraan pun tidak bergerak sama sekali. Tak ku dengar lagi suara mesin motor dan mobil yang menyala. Aku pun mematikan motorku. Suara kembang api yang semakin menyemarakkan malam pergantian tahun ini. Aku pun terpaksa menikmati malam yang penuh dengan kembang api dari motorku. Walaupun mata rasanya ingin menutupkan kelopaknya. Tapi harus ku tahan.
Seakan merasa menyesal. Kami pun tidak sempat menghadiri acara itu karena sudah selesai. Sedangkan kami masih terjebak macet. Sendainya dari tadi maghrib kami jalan, mungkin tidak seperti ini. Huuh..., malam tahun baruku kali ini, di tengah-tengah kemacetan jalan raya dengan mata yang sudah mulai merem-melek. Baru ku alami kali ini.
Sekitar satu setengah jam kami berada di tengah-tengah kemacetan. Setelah itu pun suasana jalan semakin ramai. Bukan karena kembang api ataupun terompet. Melainkan suara klakson- klakson motor mobil yang sudah tidak sabar lagi ingin jalan. ‘Tiiiin...Tiin..!!’ dengan perlahan kendaraan pun mulai jalan. Walaupun acaranya sudah selesai, kami bertiga berniat untuk tetap masuk ke masjid itu. Ku mencari-cari jalan masuknya. Tapi ternyata, semua jalan dipadati kendaraan yang keluar dari masjid At-Tin.
Kami bertiga pun berjalan terus. Aku memimpin mereka berdua di depan. Tak terasa, kami sudah berada jauh dari tempat tujuan kami. Aku pun tak tahu di mana kami berada. Akhirnya kami mampir sebentar ke musholla yang ada di pom bensin. Ha..ha.., tujuannya ingin ke masjid agung, tapi malah sampai di musholla berukuran 4x3.
Setelah istirahat sebentar, kami melanjutkan perjalanan malam kami. Ku gunakan aplikasi GPS yang ada di hpku. Dengan itulah akhirnya kami tahu jalan. Sampai akhirnya kami kembali sampai di dekat rumahku sekitar pukul 02.30 pagi. Kami tidak langsung masuk. Karena sebelumnya kami belum makan, kami mapir dulu di warung pinggir jalan. Kami bertiga makan mie ayam bakso dengan air putih hangat. Malam sudah mulai sepi. Jalan-jalan sudah tidak ramai dengan suara kedaraan lagi. Kami bertiga menikmati mie ayam yang kami santap. Selesai makan pun kami pulang ke rumahku dan langsung tertidur.
Walaupun apa yang kami rencanakan tidak terlaksana, tapi setidaknya kami sudah berniat baik. dan setiap niat yang baik,walaupun belum terlaksana, sudah dicatat sebagai suatu kebaikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar