Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]

Kamis, 12 Januari 2012

                ‘Drr..rrrt..’ hpku bergetar dan berdering menyanyikan lagu Kimi ga Ireba (ost. Detective conan). Ku lihat hpku, ternyata ayahku yang menelepon.“Halo, yah, da pa?” “Abang lagi dimana nih?” tanya ayahku. “di rumah kontrakan, kenapa yah?”

             “Besok ada kuliah ga? Klo ga ada, pulang aja deh sekarang! Ayah mau ke Bandung nih, ke pemandian air panas, abang mo ikut ga?”  

                Tanpa pikir panjang, langsung saja aku siap-siap pulang  ke rumah. Waktu itu kira-kira pukul 19.00, dan aku telah bersiap untuk pergi fitness dengan temanku. Terpaksa aku batalkan fitnesnya. Aku pulang dengan motorku. Untungnya tidak hujan, karena akhhir-akhir ini sering hujan malam-malam.

                Berangkat dari rumah menuju Bandung sekitar jam 23.00 bersama kedua orang tuaku dan adik-adik kecilku, dan juga dengan teman-teman ayahku. Kami berangkat dengan tiga mobil. Aku sekeluarga naik mobil Honda Fortuner berplat no. ‘B 3 KAM’ milik ayahku.

                Sampai sekitar pukul 01.30 kami bermalam di hotel Lembah Sari Mas, hotel milik teman ayahku. Kami mendapatkan suatu rumah tingkat 2 dengan enam kamar. Rencananya, kami hanya akan menginap semalam saja disana.


Jum’at, 13 Januari 2012

                Bangun agak kesiangan, langsung saja ku ambil wudhu dan bargegas sholat shubuh. Tapi aku agak bingung mencari arah kiblat. Aku lihat saja keluar jendela, mencari matahari terbit. Setelah sholat, ku menghangatkan diri dengan minum kopi ditemani kue lapis, sambil nonton tv. Lalu kami kami sarapan dengan lauk yang kami bawa. Sebenarnya disediakan sarapan disini. Tapi jatah sarapan kami minta undur sampai sekitar jam sepuluh pagi.

         Sarapan selesai, perut sudah cukup terisi. Mendengar adik-adikku meminta-minta untuk berenang, aku pun jadi ingin berenang. Karena disini memang ada kolam renangnya, dan juga ada lapangan tenis.’Byuurrr...’ hhhrrrrr..., dinginnya berenang pagi-pagi...
Sialnya, di sini hpku rusak karena terkena air. Kronologisnya begini :

1.       Hp terciprati air membuat hp agak basah.
2.       Dengan tangan basah, aku mengotak-atik hape ku à tombol eror
3.       Setelah itu aku lap hp, beberapa lama kemudian layarnya bergaris-garis hitam.
4.       Ku tekan-tekan layarnya berharap benar lagi, tapi malah tambah rusak.
5.       Ku jatuh-jatuhkan hp biar kembali seperti semula à tambah rusak, garis-garinya  setengah layar.
6.       Ku matikan hp dan ku tekan-tekan à pas dinyalain malah ga keluar gambarnya, layarnya blank, hitam semua..
Sial! Jadi harus ngebenerin hp nih. Tapi timbul juga dalam pikiranku, ‘dibenerin atau beli baru ya?!’

                Waktu menunjukkan pukul 10.00, kami pun sarapan lagi yang disediakan di hotel. Dengan menu makanan bihun goreng, telor dadar dan semur daging, ku lahap semuanya. Setelah kenyang, kami kembali ke penginapan. Aku pun tidur sejenak sampai tiba waktu sholat jum’at.

                Masjid Kubah Biru, itulah nama masjid tempat kami sholat jum’at. Bisa dibilang masjidnya cukup besar. Dan memang kubahnya berwarna biru. Masjid ini masih bagian dari hotel. Kalo di depan gerbangnya sih tulisanny begini, ‘Masjid berfasilitaskan hotel.’ Ga tahu juga nih, sebenarnya masjidnya yang berhotel, atau hotelnya yang bermasjid?!

                Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pukul 14.30, kami check out dari hotel dan berangkat menuju tempat pemandian air panas. Tempatnya tidak jauh dari penginapan. Jaraknya hanya beberapa ratus meter saja. Ternyata di sana adalah tempat wisata. Bukan hanya pemandian air panas saja, tapi ada juga taman-taman, tempat outbond, rafting, dan lainnya. Tapi tujuan kami hanya untuk mandi air panas saja.
                Sampai di tempat pemandian, ayah membeli tiket masuknya. Harganya Rp 30.000,- untuk dewasa, dan Rp 15.000,- untuk anak diatas 2 tahun. Untungnya tempatnya sepi. Hanya kami saja yang berkunjung kesana. Suatu keuntungan bagi kami.

                Tempat pemandiannya seperti kolam renang. Tersedia dalam berbagai kedalaman. Yang paling cetek hanya sedalam betisku, dan yang terdalam sebatas dadaku. Kepulan asap yang keluar dari kolam sudah menandakan bahwa kolam tersebut memang panas. Tidak terlalu panas sih.., suhunya katanya sekitar 42oC, dengan tingkat keasaman tinggi pada pH 2,45.

                Sebelum nyemplung ke kolam, beradaptasi dulu dengan menyelupkan kaki, kemudian menyiram-nyiram badan, dan membasuh muka. Mulai dari menyelupkan kaki. Memang agak panas, sampai ku berloncat-loncat. Setelah kaki sudah terbiasa, baru ku mencelupkan badan. Badan terasa agak perih-perih kepanasan, tapi ku tahan dengan menggerak-gerakkan badan. Terlalu perih dan sakit untuk menyelam, karena di dalam suhunya terasa semakin panas.

                Air panas ini mengandung berbagai macam mineral alam, sehingga baik untuk kesehatan kulit. Katanya sih bisa mengobati penyakit-penyakit kulit, tulang, rematik, dan lain-lain. Makanya, yang mukanya jerawatan, mendingan kesini aja biar jerawatnya hilang. Tapi memang agak perih kena air ini. Dan juga perih jika airnya masuk ke mata.

                Pemandian ini tidak dianjurkan bagi mereka yang lanjut usia, penyakit jantung, diabetes, asma, dan darah tinggi tanpa pengawasan dari tim medis atau dokter. Kalaupun ingin, tidak boleh berendam, hanya boleh menyiram badan saja dengan gayung. Begitu kata papan yang bertuliskan ‘PERHATIAN!’

              Setelah kira-kira sejam-an aku berendam di air panas, kulihat kulit jari-jariku yang mulai mengeriput. Memang sih, tidak baik juga berendam lama-lama, maksimalnya 1,5 jam lah. Sudah itu,ku bilas badan dengan air dingin. Makin keriput aja tu kulit..!
                
                   Bersih-bersih badan sudah selesai, aku pun sudah berpakain rapi tuk pulang. Ku minum freshtea lemon dingin sambil duduk menunggu yang lain. Sebelum pulang, kami foto2 bersama dahulu di dekat batu bertuliskan ‘Ciater SPA’. Ku berfoto dengan 3 adik kecilku. Ku gendong adikku yang berumur 2 tahun, sedangkan 2 lagi berdiri di sampingku. Saat ku gendong, ku lihat adikku yang mulai mengantuk dan tertidur, mengangguk-anggukkan kepalanya. Terasa pegal, ku duduk saja sambil menggendongnya.

                Semua sudah siap. Perjalanan kami lanjutkan ke Kebon Strawberi. Waktu sekitar pukul 5 sore. Banyaknya kebon strowberi yang ada, membuat kami bingung yang mana yang akan di kunjungi. Akhirnya sampai pada ‘Natural, Strawberry land and resto’ kami singgah ke sana. Harga biaya masuknya Rp 7.000,-/orang. Kami boleh memetik starwberi sepuasnya, sesuka kami. Tapi nanti strawberri yang kami petik ditimbang. Per kilo harganya Rp 60.000,-.
            Kami masing-masing memegang keranjang dan gunting. Mencari-cari strawberi yang merah dan besar. Ku petik strowberi yang merah dan besar, dan ku makan. Emmm.. rasanya manis, tidak seperti yang di jual-jual yang sudah di petik. Strawberi yang baru di petik masih segar dan rasanya manis-manis, apalagi kalo warnanya merah.


                Tanpa sadar sudah penuh saja keranjang yang dibawa dengan strowberi yang merah dan besar-besar. Padahal belum puas, tapi karena sudah mulai malam, kami cukupkan saja perburuan strowberri-merah-besarnya. Berkilo-kilo strowberri yang di petik menghabiskan ratusan ribu rupiah yang dikeluarkan. Selama jalan sama ayah sih tenang aja, ga perlu mikirin uangnya.

              Sore berganti malam. Selesai sholat maghrib yang di jama’-qosorkan dengan isya, kami melanjutkan perjalanan. Aku dan keluarga akan bersilaturahim sebentar ke rumah teman ayahku yang tinggal di Bandung, sedangkan teman-teman ayah langsung pulang ke Jakarta.

                Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah teman ayah. Beliau adalah seorang pengusaha properti dan baju distro. Rumahnya berbentuk ruko, dengan lantai bawahnya adalah toko, dan bagian atasnya rumah dengan dua kamar. Rumahnya masih berantakan, karena memang baru pindah katanya.

              Satu jam-an aku menunggu dan mendengarkan pembicaraan ayahku dengan temannya. Pembicaraan mereka tidak jauh-jauh dari seputar bisnis. Bagaimana jalannya usaha mereka dan juga prospek-prospek untuk ke depannya. Aku hanya bisa terkagum diam dan iri mendengarkannya. Aku ingin sesukses ayahku, bahkan aku berharap lebih sukses lagi dari beliau. Yaa Rabb, kabulkanlah permohonanku. Tuntunlah aku menuju jalan kesuksesan.

                Setelah pembicaraan mereka selesai, kami pamit pulang. Alhamdulillah, aku dikasih sweater distro dari teman ayahku itu yang sesuai dengan seleraku. Kami pun naik ke mobil dan pulang ke Jakarta. Lelahnya perjalanan membuatku tertidur pulas di mobil sampai rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib