Miqot di Bir Ali |
Tiba di Makkah sekitar pukul 21.30
yang bertepatan dengan waktu pulang jamaah setelah shalat isya, sehingga bus
kami sempat terhadang oleh rombongan orang-orang yang pulang menuju hotelnya
masing-masing. Kami menginap di hotel “Manar Azhhabi 2” yang jaraknya cukup
jauh dengan Masjidil Haram, kurang lebih sekitar 1 kilometer. Setelah check in
dan membawa koper ke kamar yang beranggotakan 5 orang, Pukul 23.00 kami
berangkat ke Masjidil Haram dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana, kami
langsung shalat jama’ qashar maghrib isya.
Ibadah umroh
Melihat Ka’bah secara langsung
memang terasa beda dengan melihatnya melalui foto atau video. Ada rasa kepuasan
yang berbalut dengan rasa syukur dan takjub yang luar biasa. Ka’bah yang
biasanya hanya kita niatkan sebagai qiblat saat shalat, akhirnya berada persis
di depan kita. Ribuan jamaah berputar mengelilingi ka’bah untuk tawaf.
Rombongan kami pun masuk ke dalam ribuan jamaah tersebut. Posisi Ka’bah pada
saat tawaf adalah di sebelah kiri tubuh kita dan perputarannya berlawanan arah
jarum jam. Perhitungan putaran tawaf dimulai dari lampu hijau yang sejajar
bersebrangan dengan hajar aswad. Setiap putarannya ada doa – doa khusus yang
dibacakan dan jika sudah selesai, maka memperbanyak zikir. Kami berjalan
berputar berdempetan sesama anggota rombongan umroh kami agar tidak terpisah
satu sama lain. Jamaah laki – laki mengelilingi jamaah perempuan untuk
melindungi mereka dari benturan badan jamaah lain. Orang –orang Asia Tenggara,
yang termasuk Indonesia, memang memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil
dibandingkan negara lainnya, sehingga kita harus berhati-hati dan juga sabar
ketika tawaf agar tidak jatuh terdorong.
Di balik ritual tawaf ini ternyata
ada makna yang berkaitan dengan sains di dalamnya. Ada ilmuwan yang mengatakan
bahwa Bumi yang berotasi pada porosnya dan mengelilingi matahari ini berpusat
pada Ka’bah. Rotasi bumi dengan planet – planet lain terhadap matahari adalah
berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari pun berotasi mengelilingi tatasurya
berlawanan dengan arah jarum jam. Bahkan jika kita perhatikan lagi, sirkulasi
darah dalam tubuh kita serta perputaran atom yang merupakan inti dari suatu zat
pun seperti itu. 7 Putaran merefleksikan 7 lapisan bumi dan langit yang mana
Ka’bah berada dipusatnya. Subhanallah.. ternyata alam semesta beserta seluruh
ciptaan-Nya memang berjalan sesuai dengan hukum Allah. Tawaf berfungsi untuk menjaga keseimbangan bumi. Bila
diperhatikan, orang – orang yang tawaf tidak ada habisnya, hanya ketika shalat
5 waktu saja aktifitas ini dihentikan.
Tawaf itu sendiri ada 2 macam,
yaitu tawaf wajib dan Sunnah. Tawaf wajib adalah tawaf yang dilakukan pada saat
umroh dan memang harus mengenakan pakaian ihrom. Sedangkan tawaf Sunnah adalah
tawaf yang bisa dilakukan sewaktu-waktu tanpa harus mengenakan pakaian ihrom.
Setiap waktunya memang selalu ramai dengan jamaah yang tawaf. Bahkan sampai
beberapa saat sebelum shalat 5 waktu, masih ada saja orang yang tawaf disaat
shaf shalat sudah dibentuk mengelilingi Ka’bah.
Jamaah umroh yang sedang Sa'i |
Tawaf dan sa’i sudah dilakukan,
maka yang terakhir harus dilakukan adalah tahalul, yaitu mencukur rambut.
Mencukur rambut yang diwajibkan adalah 3 helai rambut, dan bagi lak-laki
disunahkan untuk dicukur habis atau botak. Tapi kalo mau cukur habis (botak),
ga harus saat itu juga, boleh dilakukan lain waktu selama masih berada di
Makkah. Bagi yang ingin melakukan umroh yang kedua, disarankan untuk mencukur
botaknya setelah umroh yang kedua itu, karena kalo sudah dicukur habis duluan,
umroh yang kedua tahalulnya gimana? Rambut manalagi yang mau dicukur? Haha…
Depan masjid Ji'ronah |
Bagi jamaah umroh yang berasal dari
Madinah, maka miqotnya di Masjid Bir Ali seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Sementara bagi jamaah umroh yang berada di Makkah, maka miqotnya di
Masjid Ji’ronah yang terletak di sebelah timur laut kota Makkah. Umroh kedua
kami dilakukan setelah ziarah ke tempat-tempat bersejarah, pada hari ke tiga di
Makkah. Jika pada umroh pertama dilakukan pada malam hari, maka umroh yang
kedua ini kami lakukan di siang hari. Pada saat itu panasnya mencapai 40oC. Awalnya ku berpikir bahwa tawaf kali ini akan
kepanasan dan lebih melelahkan lagi karena panasnya begitu terik. Tapi ternyata
tidak, banyaknya kipas angin yang dinyalakan dan lantai keramiknya yang adem,
sedikit mengurangi rasa panas pada siang itu, biarpun tetep keringetan juga…
Masjidil Haram
Masjid ini merupakan masjid
terbesar di dunia. Bagaimana tidak, karena masjid ini merupakan destinasi utama
seluruh kaum muslimin di dunia untuk melengkapi rukun agamanya bagi yang mampu
baik dari segi fisik ataupun ekonomi. Bahkan sampai saat ini masjid ini terus
dalam masa pembangunan untuk perluasan dan penambahan kapasitas jamaah yang
berkunjung ke sana. Pada saat kami berkunjung ke sana, memang masih pekerjaan
rekonstruksi dan renovasi masjid yang membuatnya terlihan berantakan pada
beberapa area masjid. Tapi itu sama sekali tidak mengganggu ibadah umroh
ataupun shalat.
Berada di Masjidil Haram ini lebih
membingungkan daripada di Masjid Nabawi. Pintu – pintunya sangat banyak dan
arsitektur bangunannya pun mirip-mirip. Saat pertama kali berkunjung ke sana
pun aku sempet nyasar bersama beberapa orang rombongan karena terpisah dari
rombongan yang didampingi oleh Pembina umroh. Bukan hanya mencari jalan pulang,
tapi juga mencari sandal ayahku yang lupa ditaro di rak mana, haha… jadi lebih
baik alas kaki diplastikin trus dibawa aja kemana-mana.
Fasilitas di masjid ini umumnya
sama dengan Masjid Nabawi seperti plastik sandal, kursi lipat kecil dan air
zam-zam gratis. Ya memang sumber air zam-zamnya ada di situ. Ada pula
perpustakan umum Masjidil Haram untuk para jamaah. Karena lantainya yang
bertingkat-tingkat, tersedia juga escalator untuk naik / turun antar lantai.
Takjil bagi yang berpuasa pun disediakan. Oh iya, di waktu-waktu tertentu
toko-toko makanan disekitar Masjidil Haram sering membagikan makanan dan minuman
gratis loh.. untuk bersedekah pun sama, yaitu dengan waqaf quran dan memberi
uang ke petugas kebersihan atau petugas air zam-zam.
Pintu Utama Masjidil Haram |
Bagi yang belum pernah ke sana,
mungkin sedikit bingung, tawaf itu kapan dihentikan? Kalo mau shalat 5 waktu
gimana? Yah memang tawaf itu terhenti saat shalat 5 waktu akan di mulai. Ketika
sebentar lagi waktu shalat, jamaah yang sudah melakukan tawafnya akan berdiri
membuat shaf di area tawaf tersebut. Kita harus berdiri diam di situ membentuk
shaf dengan orang lain dan bertahan dari dorongan orang lain yang masih
berkeliling untuk tawaf. Jika sudah membentuk satu shaf penuh, maka bisa duduk
di situ, dan orang lain membentuk shaf baru di belakang kita. Terkadang ada
juga yang mencoba nyempil-nyempil padahal shaf tersebut sudah rapat. Tempat
favorit yang menjadi incaran orang-orang biasanya di dekat sisi Hajar aswad.
Sampai detik-detik terakhir sebelum iqomah pun masih tetap ada saja yang tawaf
dan mencoba mencuri kesempatan untuk mencium hajar aswad. Tapi tentunya para
askar akan selalu siap siaga dan dengan tegasnya menyuruh orang tersebut untuk ke
belakang mencari shaf shalat. Kalo masih ngeyel juga, askar tidak akan pikir
panjang untuk mengambil tindakan tegas. Tapi terkadang, pada saat – saat itu,
jamaah yang menggunakan kursi roda diizinkan untuk mencium hajar aswad.
Beberapa tempat yang mustajab untuk
berdoa diantaranya :
-
Multazam, tempat diantara hajar aswad dan pintu
ka’bah.
-
Hijir Ismail, tempat yang berada di sisi ka’bah yang
dibatasi dengan pembatas berbentuk setengah lingkaran.
-
Belakang maqam Ibrahim, yaitu tempat berdirinya Nabi
Ibrahim saat membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail.
Selain tiga tempat tersebut, ada
beberapa tempat mustajab lainnya seperti berdoa pada saat sa’i, di bukit shafa
atau marwah. Berdoa di multazam dan sekitar maqam Ibrahim tidak sesulit di Hijr
Ismail. Karena mayoritas orang beranggapan bahwa tempat tersebut merupakan
tempat yang paling mustajab untuk berdoa. Saat berada di Hijr Ismail,
disunahkan untuk shalat Sunnah 2 rakaat. Tapi karena banyaknya jamaah yang
berdesak-desakkan dan dorong-dorongan, jadi sulit jika ingin shalat. Jika ingin
shalat Sunnah di Hijr Ismail, sebaiknya didampingi oleh beberapa orang teman
untuk menjaga kita dan menahan dari dorongan jamaah lainnya.
Kondisi di Hijr Ismail |
Cerita yang lebih seru ketika
mencium Hajar Aswad. Sebelumnya, apa sih keutamaan hajar aswad sehingga
orang-orang berebutan untuk menciumnya? Jadi, ada riwayat yang mengatakan bahwa
Hajar Aswad akan menjadi saksi atas orang yang mencium dan menyalaminya dengan
ihlas dan benar. Selain itu, doa-doa kita juga akan terkabul. Di sisi lain,
menciumnya akan memberikan kepuasan tersendiri karena butuh perjuangan. Pengalamanku
sendiri, butuh beberapa kali usaha untuk bisa menciumnya. Pertama kali mencoba
hanya dapat memegang logam bingkainya saja. Karena memang fisik kita harus
kuat. Tapi setelah tahu triknya, akhirnya berhasil mencium hajar aswad.
Jamaah berebutan untuk mencium hajar aswad |
Jika ingin mencium hajar aswad,
lebih baik tidak sendiri. Kerja sama
dengan teman agar bisa saling menjaga dari dorongan-dorongan orang. Janganlah
berusaha mencium dari arah depan hajar aswad, tapi cobalah dari sampingnya.
Dempetkan badan kita ke ka’bah kemudian berjalanlah menyamping. Jika sudah
sampai bisa menggenggam bingkai logamnya hajar aswad, maka tinggal dorongkan
saja tubuh kita dengan meminta bantuan teman sehingga orang lain tersingkir dan
kita dapat mencium hajar aswad bergantian dengan teman untuk saling melindungi.
Untuk keluarnya, tinggal dorongkan saja kaki kita ke dinding ka’bah untuk
mementalkan badan kita keluar dari desakan orang-orang. Ya kira-kira begitulah
triknya. Jika kurang paham, praktekin aja sendiri langsung pada saat umroh
nanti!
Untuk mencium hajar aswad kita
tidak bisa menunggunya sampai sepi. Karena setiap saat selalu saja orang
berbondong-bondong berusaha untuk menciumnya. Hanya ketika shalat 5 waktu saja
tidak ada yang berebut menciumnya. Setelah selesai salam pada shalat pun
orang-orang langsung berloncatan dari shafnya menuju hajar aswad tanpa berzikir
dan berdoa dulu. Hadeuh….
Mencium Hajar aswad memang tidak
dianjurkan ketika masih dalam tahap umroh. Salah satu larangan umroh adalah
memakai wangi-wangian. Sementara hajar aswad dan ka’bah itu wanginya dapat
menempel jika dipegang atau bersentuhan. Sehingga dikhawatirkan jika menciumnya
saat dalam tahapan umroh, wangi-wangi tersebut akan menempel pada tubuh dan
pakaian sehingga dikenakan dam. Hajar aswad dan Kiswah Ka’bah selalu diberikan
wewangian ketika menjelang shalat wajib. Para petugas akan mengusapkan minyak
wangi pada hajar aswad dan kiswah ka’bah. Jadi hajar aswad itu wangi karena
memang selalu diberikan wewangian sesaat sebelum shalat wajib.
Ziarah Kota Makkah
Tempat – tempat bersejarah yang
kita kunjungi diantaranya Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah, Arofah, Mina
& Muzdalifah.
Tempat yang pertama dikunjungi
adalah Jabal Nur, dimana gua hira berada. Di gua inilah Nabi SAW. mendapatkan
wahyu untuk pertama kalinya. Guanya kecil yang hanya cukup untuk berdiam satu
orang saja. Tapi pada kunjungan kali ini, kami tidak sampai ke guanya, karena
harus mendaki gunung terlebih dahulu.
Jabal Nur |
Tempat selanjutnya yaitu Jabal
Tsur, tapi kami cuma numpang lewat saja. Di gunung ini dimana Gua Tsur berada,
yaitu gua tempat bersembunyinya Nabi SAW.
dan Abu Bakar dari kejaran Kaum Kafir Quraisy.
Selanjutnya adalah Jabal Rahmah.
Inilah yang menjadi tempat favorit bagi sepasang kekasih ataupun yang masih
single. Gunung ini merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa untuk pertama
kalinya setelah bertahun-tahun dipisahkan, setelah diturunkan ke dunia. Mendaki
gunung tersebut kemudian berdoa di puncaknya insyaallah doanya akan terkabul,
terlebih lagi berdoa yang berkaitan dengan jodoh dan asmara.
Jabal Rahmah |
Tugu puncak jabal rahmah |
Destinasi selanjutnya adalah
Arofah, Mina dan Muzdalifah. Tetapi kami tidak turun dari bus, hanya
melewatinya saja sambil dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tempat
tersebut. Tempat-tempat tersebut hanya ramai dikunjungi saat musim haji tiba.
Di Hari terakhir, kami melakukan
tawaf wada terlebih dahulu sebelum meninggalkan kota Makkah. Pada tawaf wada’
ini tidak diharuskan menggunakan pakaian ihrom. Kami berangkat meninggalkan
kota Makkah menuju Jeddah setelah Ashar. Sebelum ke bandara, kami mampir
terlebih dahulu ke Jeddah shopping center di Comiche. Di sana kami diarahkan
untuk belanja di Toko Ali Murah. Tidak hanya toko ini saja yang mendeklarasikan
dirinya murah, tapi banyak toko – toko lain yang namanya berakhiran dengan kata
‘Murah.’ Sebenarnya ga murah-murah juga sih,,, masih standar lah, ga terlalu
mahal. Toko ini menjual beragam jenis barang dan makanan, mulai dari gantungan
kunci, minyak wangi, mainan, pakaian,
tas, makanan-makanan khas arab, dan masih banyakk lagi, yang dapat dijadikan
sebagai oleh-oleh untuk sanak saudara di Indonesia.
Setelah puas belanja di Toko Ali
Murah, kami pergi menuju masjid terapung untuk istirahat sholat makan. Pada waktu
itu sudah sekitar jam 9 malam. Saat sudah sampai di masjid tersebut. Ternyata masjidnya
sudah tutup. Yah… sayang sekali.. akhirnya kami langsung menuju bandara.
Masjid terapung, biar udah tutup, foto dulu.. |
Menunggu pesawat di Bandara untuk kembali ke Jakarta sangat cukup lama. Mulai sampe di bandara jam 11 malam, dan pesawatnya take off jam 7 pagi. Itu terjadi karena sempat beberapa kali penundaan jam terbang. Awalnya kami akan take off jam 5, kemudian diundur menjadi jam 6, dan terakhir diundur kembali menjadi jam 7. Tapi meskipun demikian, kami sampai di Jakarta dengan selamat pada jam 22.00 WIB.
Alhamdulillah, Aku bersyukur sebanyak-banyaknya atas kesempatan yang telah diberikan untuk umroh tahun ini. Banyak hikmah dan pelajaran yang ku dapat dari perjalanan ini. Umroh bukanlah sekedar untuk jalan-jalan, tetapi sebagai media untuk menge-charge kembali semangat spiritual kita. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta panjatkanlah doa-doa kita kepada-Nya, karena banyak tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa.
Kebanyakan orang-orang bilang setelah pulang umroh, pasti ada rasa rindu untuk kembali lagi ke sana. Memang benar, itu pun juga ku rasakan. Semoga aku diberikan kesempatan lagi untuk berkunjung ke sana. Berharap, kunjungan selanjutnya bukan hanya untuk umroh saja, tapi untuk melakukan Ibadah Haji.
Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar