Tebarkan Iman dengan Cinta, Ubah Dunia dengan Prestasi, Dan Jadikan Hidup Penuh Arti....

Full width home advertisement

My Stories

Post Page Advertisement [Top]


Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar
Allahu Akbar wa lillaahilhamd

                Lebaran tiba. Setelah sebulan lamanya berpuasa, akhirnya sampailah pada hari yang fitri ini. Bagi kaum muslim di Indonesia, Idul Fitri merupakan hari raya islam terbesar. Pada malam sebelumnya, diramaikan dengan kumandang takbir. Orang-orang pun berkumpul dengan sanak saudara masing-masing.

                Pada hari yang suci ini, seperti biasa keluarga besarku kumpul di rumah kakek nenek. Aku, orang tuaku, uwa, om, tante, dan juga saudara-saudari sepupuku berkumpul semua di sini. Rumah pun jadi ramai dan penuh. Belum lagi jika banyak tamu yang berdatangan, bingung melayaninya. Mau dipersilahkan masuk, rumah penuh. Kalo duduk, bangku kurang. Dipersilahkan makan, piring belom dicuciin. Suasananya jadi ramai sekali. Kami pun menyantap makanan khas lebaran, ketupat sayur, semur, rendang, sambal goreng ati, dll. Dan seperti biasa juga, hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh anak-anak, karena pada hari ini bakal panen uang. Kakek, nenek, om dan tante akan membagikan uang. Walaupun aku sudah bukan anak-anak lagi, tapi masih kebagian juga jatahnya. Malahan lebih besar dari yang lain,hehehe... Alhamdulillah, nambah-nambah uang jajan.

                Senangnya merayakan idul fitri ini bersama keluarga. Tiba-tiba terbesit di pikiranku, kalo di negara lain gimana ya tradisi lebarannya? Apakah sama atau jauh berbeda? Maka dari itu, aku iseng - iseng saja searching di internet tentang tradisi lebaran di luar negeri.

            Pertama, mulai dari yang dekat dulu, Malaysia. Warga Malaysia menyebut Idul Fitri dengan sebutan Hari Raya Puasa atau Hari Raya Aidil Fitri. Seperti di Indonesia, saat Idul Fitri, Masjid dan Mushola selalu mengumandangkan Takbir. Untuk hidangan lebaran, masyarakat Malaysia menyajikan ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Di Malaysia juga ada tradisi balik kampung, atau yang biasanya disebut mudik di Indonesia. Disini juga ada tradisi pemberian uang oleh para orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit raya. Di Singapura dan Brunei pun tidak jauh beda dengan di Malaysia dan Indonesia. Di Filipina, meskipun kaum muslim menjadi minoritas, namun perayaan Idul fitri sudah diatur sebagai hari libur nasional oleh pemerintah dalam Republic Act No. 9177 dan berlaku sejak 13 November 2002.

     Lanjut ke Asia Selatan, di Bangladesh, India, dan Pakistan, malam sebelum Idulfitri disebut Chand Raat atau malam bulan. Kaum perempuan, apalagi yang muda, biasanya mereka mengecat tangan mereka dengan bahan tradisional Hennadan serta memakai rantai yang warna-warni. Masyarakat di Asia Selatan sering memberi selamat satu dengan yang lain dengan ucapan “Eid Mubarak”. Ada juga tradisi memberi uang kepada anak-anak yang biasa di sebut ‘Eidi.’ Tradisi pergi ke Masjid untuk Sholat Ied dengan baju baru atau mesjid biasa disebut Edigah. Di India, orang-orang akan berkumpul di Jama Masjid yang terletak di New Delhi untuk melakukan shalat Id. Masjid ini menjadi pusat perayaan Idul Fitri di New Delhi, ibu kota India. Mereka juga menyiapkan hidangan khusus yang disebut dengan siwaiyaan, yakni campuran bihun manis dengan buah kering dan susu. Siwaiyaan memiliki beragam bentuk dan warna. Pada puncak Idul Fitri juga sering diwarnai dengan karnaval, bazar dan perayaan meriah yang lain. Tamasya, kembang api, mercon dan sebagainya sering menjadi bagian dalam kemeriahan puncak acara Idul Fitri di beberapa negara Muslim di Asia Selatan.

      Di bagian Timur Tengah, seperti Arab Saudi, lebaran sering dirayakan dengan tradisi menghias rumah. Lampion dan lampu warna-warni sering digunakan untuk menghias rumah agar terlihat cantik dan berbeda saat Lebaran. Di Arab Saudi, perayaan Idul Fitri dipusatkan di Riyadh. Dan pada puncak Ramadhan sering dimeriahkan dengan pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik, dan sebagainya. Umat Islam di Arab Saudi, Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya sering menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional saat Lebaran.

     Di Turki, Idul Fitri disebut Bayram. Orang-orang biasanya mengucapkan "Bayramınız Kutlu Olsun", "Mutlu Bayramlar", atau "Bayramınız Mübarek Olsun" satu sama lain. Tradisi baju baru lebaran di sini disebut dengan Bayramlik (Pakaian terbaik). Orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan yang lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka sambil mengucapkan salam Bayram. Setelah itu, anak-anak pun mendapatkan hadiah berupa koin uang, permen, atau manisan.

     Berbeda dengan negara islam lain, Lebaran di Iran justru kurang meriah. Hal ini dikarenakan kaum muslimnya menganut ajaran Syiah, yang lebih memilih Idul Fitri sebagai perayaan personal. Di sini Idul Fitri disebut sebagai Eyde Fetr. Aneka hidangan yang terbuat dari daging sapi dan domba disajikan.

      Selanjutnya di Cina. Meskipun di sini islam menjadi minoritas, tapi ada juga tradisi lebaran di sini.  Biasanya dilakukan terpusat di daerah Xinjiang yang memiliki penduduk muslim terbanyak di Cina. Perayaannya cukup meriah. Para pria umumnya mengenakan setelan jas dan kopiah putih, sedangkan untuk wanita mengenakan baju hangat dan kerudung setengan tertutup. Pesta makan diisi dengan masak besar untuk seluruh jamaah yang hadir diikuti dengan makan bersama. Acara kemudian dilanjutkan dengan saling mengunjungi kerabat dan silaturahmi. Acara juga diisi dengan bersih-bersih makam dan pembacaan doa di makam kerabat. Hal yang menjadi ciri khas lebaran disana adalah upacara mengenang pembantaian umat muslim oleh dinasti Qing dan juga selama revolusi kebudayaan.

     Beralih ke Benua Afrika. Di Afrika Selatan, setiap tahun orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town, untuk menyaksikan datangnya hari terakhir Ramadhan bersama kerabat sambil berbuka puasa. Di Nigeria, Idul Fitri disebut ‘Barka da Sallah’ yang artinya 'Salam Sejahtera di Hari Raya.'


Di Australia, meskipun negara non-Muslim dan sekuler, tetapi umat Islam di sini, diberikan ruang kebebasan untuk mempraktikkan agama mereka dengan besar. Tradisi Idul Fitri di Australia di meriahkan dalam format festival multi kultur yang diselenggarakan di Sydney. Festival ini telah berkembang dengan melibatkan puluhan ribu Muslim dan non-Muslim. Bahkan beberapa tamu penting hingga pejabat negara berkenan hadir sebagai tamu undangan.

   Benua Eropa, yang memang kaum muslimnya sedikit,  lebaran dirayakan dengan tidak begitu meriah. Di Inggris misalnya, Idul fitri tidak diperingati sebagai hari libur nasional. Kaum muslimin di Inggris harus mencari informasi tentang hari Idul fitri.Perayaan hari Idul Fitri biasanya di pusatkan di London Central Mosque, masjid terbesar di London. Di Belanda, Idul Fitri disebut ‘suikerfeest.’ Perayaannya sederhana.

   Dan terakhir Amerika. Karena islam adalah minoritas, maka perayaannya pun sederhana dan hanya kalangan muslim saja,  sama seperti di Eropa. Warga Muslim di Amerika mengetahui waktu lebaran melalui email, telepon atau melalui pengumuman website yang dikirim oleh Komunitas Muslim setempat. Selesai shalat, dilanjutkan dengan saling mengucapkan ‘Happy Eid’ atau ‘Eid Mubarak’ antar sesama jemaah Shalat Id.

    Begitulah tradisi lebaran di beberapa negara lain. Ya.., bagaimanapun lebaran di negara sendiri dan berkumpul dengan keluarga adalah yang terbaik dan terenak. Tapi tidak ada salahnya jika ingin merasakan lebaran di luar negeri. Tentu ada kesan tersendiri yang akan di dapat.


Source :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib