Kamis,
21 Mei 2015,
Get ready to go to Hongkong!
Hongkong, I’m coming….
Hari itu aku sangat excited sekali, setelah beberapa bulan suntuk dengan perkuliahan,
akhirnya tiba juga waktunya refreshing.
Meskipun sebenernya waktu itu bukan waktu liburan, malah masih kuliah, dan aku
bolos beberapa mata kuliah, tanpa memberi tahu teman-teman kalo aku mau pergi
ke luar negeri. Cuma nitip ke temen aja kalo ada dosen yang nanyain, bilang aja
lagi ada acara ke luar kota, haha... Tapi kepikiran kuliah terus sih waktu
jalan-jalan, jadi merasa was-was.
Sebelum mulai cerita, aku ucapkan terima kasih buat
orang tuaku, yang telah memberikan tiket perjalanan ini, karena seharusnya,
orang tua ku yang berangkat, dapet 2 tiket bonus perjalanan ke Hongkong. Tapi karena
ga bisa, jadinya aku dan adik perempuanku yang pergi menggantikan.
Alhamdulillah… kan sayang kalo tiketnya hangus..
Sebenernya hari pertama di Hongkong itu hari jum’at
(22/5/15), tapi kami berangkat kamis tengah malam, eh, bukan deng, ternyata
udah masuk jum’at soalnya berangkatnya jam 00.10 dini hari. Berangkat dari
bandara Soetta dengan Pesawat Cathay Pacific kelas ekonomi. Tapi jangan salah,
biar pun kelas ekonomi, tapi fasilitas yang diberikan oleh maskapai ini tidak
seperti maskapai lainnya yang pernah ku naiki. Baru kali ini aku naik pesawat
seenak ini, dengan fasilitas inflight entertainment, sehingga diperjalanan bisa
sambil nonton film, dengerin music, atau main game. Awalnya, aku utak-atik itu,
karena penasaran. Nonton video, maen game.., sampe akhirnya ngantuk karena udah
dini hari juga, akhirnya dengerin music aja sambil tidur. Selain itu dikasih
makan dan minum juga. Lumayan kenyangin, jadi bisa ngeganjel perut yang laper
sampai bandara.
Jum’at,
22 Mei 2015
Perjalanan dari Jakarta ke Hongkong
memakan waktu sekitar 4 ½ jam. Kami pun
sampai di Hongkong Internationa Airport (HKIA) sekitar jam 5 pagi. Turun pesawat
langsung ngambil bagasi dan ke bagian imigrasi. Setelah urusan imigrasi
selesai, kami kumpul bersama rombongan yang lainnya untuk kordinasi dan
pembagian bis. Oh iya, perjalananku ke Hongkong ini tidak hanya berdua dengan
adekku, tapi kami rombongan besar sekitar 260 orang, sehingga perlu adanya
pembagian kelompok untuk memudahkan tour leader kami dalam mengkoordinir
peserta tour. Aku dan adekku pun masuk Bis D, mulai dari hari pertama sampai
hari terakhir nanti kami akan terus jalan bersama anggota bis kami
masing-masing, yang masing-masing bisnya dipandu oleh 1 orang dari pihak travel
dan 1 orang dari guide tour Hongkong. Tapi tenang aja, guide tournya bisa
bahasa Indonesia kok, jadi kita mengerti apa yang dijelasin.
Sepanjang perjalanan, guide tour
menjelaskan segala tentang Hongkong. Mulai dari penduduknya, sejarahnya, system
pemerintahannya, dan masih banyak lagi,,, sampai2 kami pun sering tertidur saat
guidenya cerita. Dan yang masih belum ku pahami, Honkong itu sebenernya suatu
negara sendiri atau termasuk bagian dari Cina? Karena yang kutanggkap dari
penjelasan guidenya, Hongkong itu dulunya satu kesatuan dengan Cina, kemudian
memisahkan diri, dan sekarang masuk lagi menjadi bagian Cina, tetapi system pemerintahnnya
berbeda. Bedanya system pemerintahan ini sudah mulai terasa saat kami pergi ke
Shenzhen, yang merupakan daerah bagian Cina, kami harus pindah bis dulu, dari
bis yang berplat nomor hongkong, ke bis transit (2 jenis plat nomor,
Hongkong&Shenzhen), baru naik bis Shenzhen. Untungnya ga terlalu banyak bawaan, jadinya ga
terlalu repot turun naekin koper ke bis.
Ok, Masih pagi-pagi, dan tujuan pertama kami adalah
makan pagi dulu. Sekitar jam 8 pagi kami sampai di restoran yang berada di
lantai 3 salah satu plaza di Hongkong (namanya ga tahu). Pagi itu kami sarapan
Dimsum. Makanannya disajikan secara bertahap. Pertamanya disajikan bubur. Buburnya
sangat encer bila dibandingkan dengan bubur di Indonesia, tapi rasanya lumayan
enak. Kemudian disajikan makanan-makanan lainnya yang kebanyakan olahan laut
dan sayuran. Kalo ditanya rasanya, ga
beda jauh sih sama makanan di Indonesia, malahan masih enakan makanan indo, karena
bumbu makanannya kurang berasa. Di sini aku lihat pelayannya kebanyakan lansia yang
mungkin sekitar umur 50-60an tahun. Agak kasihan sih, tapi mereka masih tampak
segar dan semangat meskipun kulitnya sudah keriput mengkerut.
Di depan patung Bruce Lee |
Setelah perut terisi meskipun belum kenyang, kami
langsung berangkat ke tempat selanjutnya, Avenue of Star (Jalan
Bintang-Bintang) yang mendedikasikan nama-nama tokoh yang membuat Hong Kong
menjadi 'Hollywood di Timur.’ Di tempat ini terdapat tanda tangan dan cap
tangan artis – artis Hongkong yang terukir di sepanjang jalan, diantaranya Jackie
chan, Jet li, Bruce Lee, dan masih banyak lagi. Selain itu ada patung-patung
adegan pengambilan film dan juga beberapa patung artis-artis Hongkong, disini
yang ku kenal hanya patung Bruce Lee aja. Kita juga dapat menapak tilas sejarah
perfilman Hongkong dari tulisan – tulisan yang terpampang di sepanjang jalan. Avenue of
Star ini letaknya di tepi laut, sehingga membuat pemandangannya semakin bagus
untuk dijadikan tempat foto-foto.
Cap tangan Jet Li |
Hari pertama ini adalah harinya berfoto-foto dengan
patung-patung. Setelah dari Avenue of Star, kami langsung berangkat ke Madame
Tussaud. Madame Tussauds adalah sebuah museum lilin terkenal yang berada di
beberapa kota besar di dunia. Museum ini pertama kali didirikan oleh pematung
lilin Marie Tussaud. Maka dari itulah namanya Madame Tussaud. Bedanya dengan Avenue
of Star, patung-patung disini dibuat dari lilin dengan skala ukuran dan
tampilan yang sebenernya dari si patung, sehingga terlihat asli.
Ngajak ribut Bruce Lee |
Berlokasi di Peak Tower, untuk masuk ke Madame
Tussaud, kita harus naik kereta dulu menuju atas gedung. Di dalamnya terbagi ke
berbagai area. Area artis Hongkong, Tokoh Dunia, Artis Hollywood, Artis Korea,
Atlit olahraga, Tokoh fantasi, dan tokoh marvel. Seluruh patungnya berjumlah
kurang lebih 100 patung. Semua patung dapat difoto secara gratis kecuali 2
tokoh, yaitu Jackie Chen dan Obama. Aku dan adekku pun berfoto bersama Jackie
Chen yang dibiayai dengan harga HK$ 110, dengan potongan harga HK$ 20. Sangat mahal
sekali untuk biaya foto. HK$ 1 itu sekitar Rp 1.700,- . Itung aja sendiri itu
kalo dirupiahin berapa. Tapi mumpung lagi di sini, kapan lagi bisa foto bareng
Jackie Chen meskipun cuma patungnya. Selesai foto, diberikan kupon untuk
pengambilan foto yang dicetak. Di sini juga terdapat toko-toko souvenir yang lumayan
murah-murah. Tapi waktu itu di sana aku ga belanja sama sekali, karena ku pikir
nantinya kita juga akan mampir ke toko souvenir yang harganya bisa lebih murah.
Cuaca di Hongkong yang saat itu dingin dan berangin,
membuatku masuk angin dan agak meriang juga pusing. Tapi aku paksain aja buat
jalan. Meskipun udah minum 2 sachet tolak angin, tapi masih tetep aja ga
sembuh-sembuh. Mana cuma bawa 2 doank lagi tolak anginnya… cukup kesiksa juga.
Tapi alhamdulillahnya kuat jalan sampe hotel.
The Beatles nambah personil baru |
makan bareng Audrey Hepburn |
Maen basket bareng Yao Ming |
Bangga, Presiden pertama kita juga ada |
Selesai dari Madame Tussaud, perut pun mulai
teriak-teriak lagi minta diisi. Kami pun berangkat menuju Jumbo Floating
Restoran. Sesuai dengan namanya, restoran ini terletak terapung diatas laut. Untuk
menuju ke restoran, kita harus naik kapal kecil dulu untuk menyebrang. Restorannya
cukup besar dan terdiri dari 3 lantai. Kami serombongan makan di lantai 3. Tiap
mejanya buat 10 orang dan disajikan menu yang banyak dan bermacam-macam. Tapi karena
waktu itu lagi ga enak badan, jadi agak ga nafsu makan. Padahal kelihatannya
makanannya enak-enak loh.
Jumbo Float Restoran |
Memasuki waktu yang semakin sore, Jumbo floating
restoran itu pun menjadi destinasi terakhir kami di Hongkong, karena setelah
ini kami akan pergi menuju Shenzhen. Untuk menuju Shenzhen, kami harus melewati
terminal untuk ganti bis dan imigrasi, seperti pergi ke negara lain aja,
ngecek-ngecekin passport. Setelah urusan imigrasi selesai, kami langsung menuju
bis, dan langsung menuju ke Century Plaza Hotel di Shenzhen, tempat kami
menginap.
Perjalanan ke hotel tidak memakan waktu lama. Selama
diperjalanan, tour leader kami menyampaikan bahwa hotel kami dekat dengan Louhu
Mall. Cukup dengan 10 menit berjalan kaki saja dari hotel sudah sampe, jadi
yang mau ikut ke Mall, bisa berangkat bareng setelah check in di hotel. Karena aku waktu itu lagi sedikit meriang,
jadinya sampe hotel pengen tidur aja. Biarlah adekku yang pergi ke mall.
FYI, Louhu Mall itu seperti pasar manga dua nya di
Jakarta. Rata-rata barang-barang yang dijual disini bukanlah barang asli, tapi
harga yang diberikan cukup tinggi. Tapi jangan kecewa dulu, karena disini kita
bisa tawar harganya. Bukan banting harga lagi, tapi udah dibanting,
diinjek-injek lagi. Maksudnya, yang awalnya harganya mahal, bisa ditawar jadi
sangat murah. Pedagang disini juga kalo kita udah nanya harga trus nawar, pasti
di tempel terus sama dia sampe akhirnya kita beli walaupun dengan harga yang
jauh lebih murah dari harga awal. Misalnya seperti yang aku lihat sendiri (pada
hari berikutnya) awalnya mau beli tas semacam goodybag, harga awalnya HK$ 100
dapet 5 tas, tapi abis ditawar-tawar akhirnya dapet 10 dengan harga yang sama. Eh,
pas nanya orang laen yang beli tas yang sama, ternyata dia dapet 12. Haduh..Trus
ada lagi ibu-ibu beli tas harga awalnya HK$ 600, trus ditawar HK$ 200,
pedagangnya ga mau, minta naekin lagi, yaudah ditinggal pergi aja. Eh…
pedagangnya malah narik-narik ngikutin biar dibeli. Sampe akhirnya kita lewat
ke toko itu lagi, akhirnya dipanggil dan deal dengan harga yang ditawar. Gila
kan? Kalo ngeliat kejadiannya langsung pasti ngakak.
Sudah lah, cukup segitu dulu cerita di hari pertama.
Nanti dilanjutin lagi ke postingan selanjutnya tentang cerita di hari kedua…
lanjut ke Hongkong hari ke dua
lanjut ke Hongkong hari ke dua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar