Sekali lagi, aku ikut berartisipasi dalam
acara berskala internasional, setelah tahun lalu ikut APPS di Jepang, kali ini
adalah 3rd International Conference on
Computation for Science and Technology (ICCST-3) di Bali. Meskipun kegiatan
ini berlangsung di dalam negeri, tapi atmosfer acara internasionalnya cukup
terasa dengan banyaknya peserta yang hadir dari berbagai negara dan juga para
pembicara yaitu professor-profesor yang berasal dari universitas luar negeri. Apalagi
pelaksanaannya di Bali, yang notabene merupakan pusat perhatian dan wisata para
turis mancanegara, sehingga ketika berjalan-jalan di sana, banyak bule-bule ataupun
orang Asia yang berkeliaran di sepanjang jalan.
ICCST adalah suatu konferensi internasional
yang diselenggarakan untuk meningkatkan wawasan dan kemajuan metode komputasi
di bidang sains dan teknologi. Seiiring dengan berkembangnya teknologi modern,
metode komputasi telah banyak diterapkan dalam ilmu pengetahuan di berbagai
bidang, seperti kimia, fisika, biologi, matematika, dan sebagainya, termasuk
bidang farmasi. Dengan komputasi, akan mempermudah proses penelitian, bahkan
ada beberapa masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan metode komputasi.
Suasana seminar di Grand Ball Room |
Pada tahun ini, acara dituanrumahi oleh ITB (Institut
Teknologi Bandung) setelah 2 tahun sebelumnya pernah diadakan di Tailan dan
Turki. Acara ini terselenggara atas kerjasama beberapa universitas dan lembaga
di berbagai negara. Adapun Universitas – Universitas dan lembaga tersebut
adalah Institut Teknologi Bandung, Indonesia; Universitas Chiang Mai, Thailand;
Universitas Islam Azad, Iran; Universitas Sains Malaysia; Universitas Udayana,
Indonesia; Universitas Ankara, Turki; Universitas Kastamonu, Turki; dan Himpunan
Kimia Indonesia (HKI).
Acara ini berlangsung selama 2 hari, 23 – 24 September
2014, yang terdiri dari seminar,
presentasi oral, dan pameran poster penelitian. Hasil dari presentasi oral
tersebut nantinya akan diseleksi untuk kemudian dipublikasi oleh Atlantis Press
dan di-index dalam EI-Compending Scopus, CPCI dan Google Scholars.
Keikutsertaanku dalam acara ini tidak lain
adalah untuk mempresentasikan hasil penelitianku (skripsi) yang kebetulan
berhubungan dengan metode komputasi di bidang kimia farmasi, yaitu Molecular Docking. Setelah beberapa
bulan sebelumnya mengajukan abstrak penelitian yang pada waktu itu sebenarnya belum
diujikan (seminar hasil), abstrakku diterima oleh panitia dan berhak untuk
dipresentasikan pada acara ini. Jika terpilih, maka nantinya akan dipublikasikan juga.
Peserta kegiatan ini berjumlah lebih dari 200
peserta yang terdiri dari mahasiswa, peneliti, lembaga serta industri di bidang
komputasi dari Indonesia, Malaysia, Tailan, Turki, Iran, Jepang, Korea, Jerman,
Austria, Perancis dan Spanyol. Sebagian besar mereka datang untuk
mempresentasikan hasil penelitan mereka, baik itu secara lisan ataupun melalui
poster. Mungkin hanya sedikit saja yang hanya datang sebagai partisipan. Para peserta
pun didominasi oleh Mahasiswa S2 dan S3 baik itu dari dalam ataupun luar
negeri. Mungkin hanya sedikit saja yang masih S1 (atau mungkin cuma aku
sendiri??!!), karena setiap berkenalan dengan orang, pasti dia sedang S2,
paling banter udah Apoteker (itupun panitianya, haduhhh….).
Acara ini berlangsung di Grand Ball Room,
Aston Denpasar Hotel. Hari pertama, acara diisi dengan Keynote Speaker, Prof. Federico Gago (Alcala Univ., Spanyol),
seorang pakar farmakologi yang memberikan materi dengan tema “Bridging The Experiment-Theory Gap in
Pharmacology through Computation.” Kemudian dilanjutkan dengan materi dari Prof.
Thierry Langer (Vienna Univ., Perancis), dengan tema “Pharmacophores and Their Efficient Use in Lead Discovery and
Optimization.” Seminggu sebelumnya, aku mengikuti workshop di Universitas
Indonesia tentang Virtual Screening, salah satunya menggunakan LigandScout. Dan
yang menjadi pematerinya pada waktu itu adalah Prof. Thierry juga salah
satunya. Dan ternyata, apa yang beliau sampaikan di Bali, adalah yang sudah
disampaikannya waktu workshop di UI. Meskipun sudah 2 kali mendengarkan
presentasinya, masih banyak yang belum ku pahami. Dan untuk pemateri terakhir
adalah Prof. Majid Monajjemi (Islamic Azad Univ., Iran) dengan presentasinya berjudul “BnNn (Rotor) and BN
(-, 0, +) B (stator) as a Detector for Biological Molecules: A Quantum Rotatory
System in an IR Region.” Ini merupakan presentasi yang paling berat dan sama
sekali tidak ku mengerti, huft..! puyeng,.,.,
Setelah istirahat makan, acara kembali
dilanjutkan dan kali ini dilakukan secara parallel di 3 ruangan berbeda, yaitu
Grand Ball Room, Agung Room, dan Batukaru Room. Di masing-masing ruangan
tersebut disajikan beberapa presentasi yang berbeda dari beberapa Profesor /
Doktor yang diundang dari beberapa instansi, setelah itu dilanjutkan dengan
presentasi oral dari masing-masing peserta. Pada saat itu, aku masuk Batukaru
Room, karena yang menjadi pembicaranya adalah Assoc. Prof. Arry Yanuar (UI,
Indonesia), yang mempresentasikan tentang “Virtual
Screening of Indonesian Herbal Database (HerbalDB) to HIV-1 Target Proteins.”
Karena memang metodenya mirip-mirip dikit dengan yang ku gunakan, makanya tidak
terlalu bingung memperhatikannya. Selanjutnya presentasi dari Dr. Supat
Jiranusornkul (Chiang Mai Univ., Tailan) tentang “Molecular Models for Prediction of Estrogenic Binding Activity of
Cissus quadrangularis Extracts.” Setelah itu, agenda pun dilanjutkan dengan
presentasi oral dari para peserta sampai menjelang coffee break.
Sore harinya setelah coffee break, acara masih berlangsung secara parallel di 3 ruangan.
Dan kali ini pun aku masuk lagi di Batukaru Room karena ingin mendengarkan
presentasi dari Prof. Sharifuddin Md Zain (Malaya Univ., Malaysia) tentang “Improving The Binding of Ankyrin on the
Envelope Protein of Dengue Virus Type II by Computational Alanine Scanning on
Important Residues.” Setelah professor ini presentasi, acara pun kembali
dilanjutkan dengan presentasi oral dari peserta.
Malam harinya, diadakan Welcome Dinner dan juga penampilan hiburan dari masing-masing
negara. Di sini terlihatlah professor-profesor / doktor-doktor biarpun sudah
tidak muda lagi, tapi masih enerjik dan semangat mengikuti acara, apalagi
ketika dilantunkan lagu ‘Kopi Dangdut’, semua professor, doktor, bapak-bapak,
ibu-ibu dari dalam maupun luar negeri ikut berjoget ria (aku sih ga ikut-ikutan
ya…, nontonin mereka aja). Benar-benar gila-gilaan mereka malam itu, haha….. Malam
ini pun ditutup dengan penyerahan bingkisan dari tuan rumah kepada
masing-masing negara.
Di hari kedua, agendanya pun sama, dimulai
dengan presentasi di Grand Ball Room oleh Prof. Ismail Yalcin (Ankara Univ.,
Turki) tentang “Computer Aided Molecular
Modeling of The Binding Site and GSH Conjugation Features of The New Human GST
P1-1 Inhibitors” dan Prof. Dr. Herbert Urbassek (Kaiserslautern Univ.,
Jerman) tentang “Enhancing Protein
Adsorption Simulations by Accelerated Molecular Dynamics”. Kemudian acarapun
dilanjutkan secara parallel di 3 ruangan seperti hari pertama.
Pada hari ini pun aku masuk di Batukaru Room,
karena jadwalku presentasi di ruang ini. Sebelum presentasi dari peserta,
seperti biasa ada presentasi dari professor yang pada hari ini diisi oleh Dr.
Rukman Hertadi (ITB, Indonesia) tentang “Estimating
Factors Determining Halotolerant Property of Bacteria and Proteins :
Bioinformatics and Molecular Dynamics Simulation Studies” dan oleh Prof.
Habibah A. Wahab (USM/MIPN, Malaysia) tentang “Insight of Drug-Target Mechanisms from Molecular Dynamics Simulations.”
Akhirnya giliranku tiba untuk presentasi. Perasaan
tegang pun mengiringiku tidak jauh beda rasanya seperti sidang hasil di kampus.
Di sini aku mempresentasikan penelitianku di depan umum, di depan orang-orang
yang baru ku kenal atau malah tidak ku kenal yang berasal dari dalam dan luar
negeri, yang mungkin mereka tidak mengetahui kapasitasku masih sedikit di
bidang ini dan mungkin tidak tahu kalo aku masih mahasiswa S1. Meskipun sedikit
gugup, tapi ku presentasikan sebaik yang ku bisa dengan bahasa inggris. Malam harinya
aku memang sudah latihan dulu presentasi dengan bahasa inggris sambil menyusun
kata-kata yang akan kuucapkan. Saat sesi tanya jawab, ada 2 orang penanya, tapi
karena jatahnya hanya satu penanya, maka satunya lagi tidak diizinkan. Pertanyaannya
pun masih bisa ku jawab, karena dia hanya menanyakan tentang obat yang ku
jadikan sebagai kontrol positif pada penelitianku ini.
Saat presentasi |
Setelah presentasi semua peserta selesai, aku
masih penasaran dengan bapak yang ingin bertanya kepadaku, “apa sih yang mau
ditanyain???” pikirku. Maka dari itu aku pun menghampirinya. “Maaf pak, tadi
bapak mau nanya apa ya ke saya?” tanyaku. Dan bapak itu pun menyampaikan
pertanyaannya sekaligus penjelasan mengenai jawaban pertanyaannya itu, serta
ada beberapa kritik dan saran mengenai penelitian yang ku kerjakan. “Huh,,
untung aja ga diijinin nanya pas saya presentasi tadi pak…, saya bingung
jawabnya…” pikirku. Dan ternyata, setelah ngobrol panjang lebar dengan bapak
itu, beliau bilang ke saya “Saya dari Sanata darma, dulu di Vrij University
(Belanda), saya itu pembimbing S2 nya pembimbing kamu di Belanda..” Waahh…,
kebetulan banget.., pantes aja dia mau nanya, begitu tahu kalo anak
bimbingannya itu ikut andil dalam penelitianku, haha…
Bersama Prof. Gago |
Sore harinya pun langsung penutupan dan
pengumuman poster terbaik, yang dimenangkan oleh Mahasiswa ITB. Sebelum bubaran,
aku pengeeennn… banget foto bareng sama Prof. Gago. Sampai akhirnya aku
nungguin beliau ngobrol dulu hampir sejam. Karena sudah kelamaan, akhirnya aku
pun ikut nimbrung aja dengerin diskusi mereka yang kebetulan waktu itu
berkumpul mahasiswa S3 dari ITB. Nah, disini aku mendengarkan sedikit
penjelasan menarik dari beliau. Prof. Gago mengatakan kira-kira seperti ini : “Kita tidak bisa hanya mengadalkan metode
simulasi komputasi saja dalam mengembangkan obat baru yang lebih baik. Karena
dalam simulasi komputer, kita hanya mempelajari interaksi ligan (obat) yang
berikatan dengan reseptornya. Sedangkan dalam tubuh manusia itu, dalam satu sel
saja ada banyak sekali reseptor, dan bagaimana kita yakin bahwa obat yang sudah
kita kembangkan dengan metode komputasi itu akan sampai pada reseptornya saja,
dan tidak terikat dengan reseptor lainnya? Dan apakah memang akan sampai
terikat pada reseptornya, sedangkan obat itu pasti melalui beberapa fase
farmakokinetik dalam tubuh. Sehingga bagaimanapun perlu dilakukan uji klinis
terhadap obat tersebut.” Dan setelah itu pun kami berfoto bersama (Yes!
Mission accomplished).
Seminar Kit |
Esok harinya, Kamis 25 September, adalah
waktunya jalan-jalan. Aku ikut rombongan ITB untuk jalan-jalan ke Goa Gajah,
Tampaksiring, dan Ubud. Aku jadi satu-satunya mahasiswa UIN dan masih S1
diantara penumpang lainnya di Mobil yang kami carter buat keliling Bali
seharian.
Alhamdulillah, banyak manfaat yang ku dapat
dengan mengikuti acara ini. Meskipun banyak sekali pemaparan – pemaparan dari
presentasi yang disajikan yang belum ku pahami, tapi itu memotivasiku untuk
terus menambah wawasan dan ilmu di bidang ini. Mungkin saat di kampus, aku
menjadi satu-satunya yang ahli di bidang ini. Tapi ketika mengikut acara ini,
aku merasa yang paling awam, banyak sekali yang belum ku pahami dan ku pelajari.
Dan itu pun membuka pikiranku bahwa komputasi itu luas cakupannya, tidak hanya
sebatas docking yang kupelajari saja,
selain itu masih ada modelling, molecular
dynamic, mutasi, dan masih banyak lagi sehinnga membuatku penasaran untuk
mendalaminya. Acara ini pun membuahkan ide buatku untuk melanjutkan studiku ke
jenjang yang lebih tinggi. Dan aku pun diperkenalkan dengan professor-profesor
/ doktor yang ahli di bidang ini, yang mungkin kedepannya aku bisa belajar dan
berdiskusi dengannya.
Mungkin jika ada yang bertanya-tanya
tentang biaya yang ku keluarkan untuk acara ini, sebenarnya tidak ada. Karena
atas kemauanku dan usahaku serta banyak berdoa kepada-Nya, aku pun mendapat
bantuan dana perjalanan dari kampus yang menutupi semua kebutuhan finansialku
untuk mengikuti acara ini, mulai dari biaya registrasi, tiket pesawat,
akomodasi, transportasi, bahkan ada sedikit sisa yang ku gunakan untuk membelikan
sedikit oleh-oleh. Aku mengajukan proposal ke fakultas dan ke universitas, dan alhamdulillah keduanya memberikan. Beginilah enaknya jadi mahasiswa, kalo mau jalan-jalan, tinggal cari aja kegiatan ilmiah berupa seminar / konferensi / simposium / workshop di dalam atau luar negeri yang kita sukai. Tinggal ajukan proposal ke kampus atau sponsor untuk minta bantuan dana. Kalo beruntung, akan tercukupi semua anggarannya, kalo tidak, ya... nambah-nambah dikit dari uang jajan, hehe....
Berendam kaki sejenak @Tampaksiring, Bali |
KEREN FIK! Baru sempet baca.
BalasHapus