Rabu, 18 Juli 2012
Hari ini adalah hari terakhirku mengarungi lautan dan akan kembali ke Indonesia. Kapal akan berlabuh di Singapore Harbour pada pukul 15.00 waktu singapur. Mulai dari pagi, kami pun sudah berkemas-kemas, mengambil passpor, dan melakukan pembayaran, bagi mereka yang bertransaksi di kapal. Lalu kami dikumpulkan di Lido pada pukul 14.00. Setiap orang duduk di kursinya masing-masing. Setelah kapal berlabuh, kami diturunkan dengan tertib, baris per baris tempat duduk kami. Para pelayan kapal pun mengucapkan selamat tinggal kepada kami dengan ramah dan berkata kepada kami untuk ikut lagi jika ada kesempatan. Tapi bagiku sekali saja seumur hidup sudah cukup.
Turun ke pelabuhan, memasuki lorong menuju tempat imigrasi.
Di sinilah aku mendapat pengalaman yang sangat berkesan dan agak sedikit
memalukan. Ketika turun dari lorong menuju tempat imigrasi melalui eskalator,
sungguh sangat ramai sekali dan atriannya sangat panjang. Aku pun ingin
mengabadikan momen ini dengan merekamnya dengan kameraku. Ku tekan tombol
record-nya, lalu ku angkat tanganku yang memegang kamera dan ku putar ke
sekelilingku. Hanya sebentar saja ku rekam keadaan di tempat imigrasi tersebut.
Tiba-tiba, ada seorang wanita, yang sepertinya merupakan Security di
pelabuhan itu menegurku.
“Hey, you! Don’t take picture here hah!!!” tegurnya
Aku pun agak sedikit kaget, dan membalasnya dengan
tersenyum dan mengangkukkan kepala sambil berkata,”oh, Ok ok! I’m Sorry” aku
kira sudah selesai sampai disitu masalahnya, ternyata tidak. Dengan tegasnya
wanita tersebut, yang sepertinya berkebangsaan singapur keturunan cina, memintaku
untuk menghapus video yang ku ambil. “ Delete! Delete!”
Aku langsung menghapus videonya, dan ku beritahu dia. Tapi memang
dia sangat tegas sehingga dia ingin melihatnya langsung di kameraku. Jadinya,
dikeluarkanlah aku dari antrian yang panjang itu. Aku pun menyerahkan kameraku
ke wanita tersebut supaya dia melihat sendiri. Tapi dia tidak mau. Dia ingin
aku yang menunjukkan galeri foto-foto dan videonya kepadanya. Ya sudah, ku
perlihatkan saja satu-satu mulai dari foto turun dari kapal. Sampai akhirnya
dia puas, aku disuruh balik lagi ke antrian dan memperingati untuk tidak
mengulanginya. Untuk yang terakhir kali ku ucapkan “I’m sorry, sorry” Memang
ada sih, papan yang menunjukkan bahwa dilarang mengambil foto dan merekam di
tempat itu. Tapi letakknya berdekatan dengan loket imigrasinya, sedangkan aku
belum melihat dan masih jauh dari loketnya, jadi tidak tahu sebelumnya kalo
tidak boleh mengambil gambar atau merekamnya. Aku merasa malu dengan
orang-orang lain, karena jadi pusat perhatian mereka (ge er banget.. hehehe..)
jadi ketinggalan antrian deh dengan rombonganku. Huh!
Antrian yang panjang dengan membawa 2 tas, satu digemblok
dan satu lagi digeret, membuat bahuku semakin pegal. Antrian yang tadinya 2 baris tiap loketnya,
tiba-tiba menjadi satu baris, padahal jaraknya masih jauh. Aku melihat ke
depan, dimana tepatnya antrian menjadi satu. Tidak terlalu jauh, aku berniat maju
ke antrian yang satu lagi, melewati orang-orang yang di depanku. Ketika aku
maju, tiba-tiba seorang bapak-bapak tua bertampang India menarik tas gemblokku
dari belakang, “ keep in queue, please!” Waduh! Disangka mau nyelak sama tu
bapak (atau emang nyelak begitu ya). Kenapa nggak bapak aja yang maju
pak..pak..!(ucapku dalam hati). Ga jadi maju deh!
Tiba sudah di loket, ku serahkan passporku yang kemudian
diperiksa oleh petugasnya dan distempel. Lalu masuk ke bagian screening barang,
tas-tas, jaket, dan alat-alat elektronik semuanya di periksa. Selesai sudah
prosesnya. Aku kira masalahku di tempat imigrasi sudah beres. Ku hampiri omku
yang sedang kebingungan,”kenapa om?” “Ngeliat kantong plastik putih gak? Isinya
oleh-oleh kaos buat anak-anak?” tanya omku dengan lagak kebingungan. “Waduh! Ketinggalan
lagi! Tadi pas dari kapal dibawa kan? Coba tanya di bagian screening
barang tadi, mungkin disitu!” ucapku. Langsung saja dengan meminta bantuan guide
singapur kami, om dan guide tersebut menuju kesana. Alhamdulillah,
barangnya ketemu. Kata security-nya,”Di sini tidak perlu khawatir jika
ketinggalan barang, aman!” Untung aja...
Dari pelabuhan, kami semua langsung diantar ke bandara. Padahal
sebelumnya ngarep-ngarep keliling-keliling singapur dulu. Sekalian mau beli souvenir-souvenir
buat oleh-oleh. Tapi... tidak terwujud. Sampai di bandara jam 5 sore waktu
singapur, sedangkan pesawatnya take off jam 21.30, lama banget kan
nunggunya! Untungnya bandara singapur itu merupakan salah satu bandara
ternyaman di dunia, jadi tidak bosen. Setelah melakukan chek in pesawat,
aku dan omku berkeliling bandara yang seperti mall. Banyak toko-toko
yang menjual aneka barang, pakaian, elektronik dan makanan, salah satunya yang
terbesar adalah toko beer and cigarette. Berbagai jenis bir dan rokok
dijual disini dengan harga murah. Bila dibandingkan dengan di jakarta, jauh
lebih murah disini katanya. Tapi syaratnya, satu orang hanya boleh membeli satu
botol bir saja dengan ukuran bebas.
Aku berkeliling mencari toko souvenir, dan akhirnya
ketemu. Harganya lumayan...mahal. Aku juga tidak membawa persedian dolar
singapur yang banyak, jadi hanya membeli gantungan kunci saja buat oleh-oleh. Dengan
variasi harga dan model yang
bermacam-macam ku beli saja yang harganya paling murah. Hehe..., maklum lhaaa!
Sebenarnya banyak fasilitas yang gratis di bandara ini,
seperti komputer yang terhubung dengan internet, games center, movie
theatre, children’s play area, rest area, swimming pool, Gym, spa, sampai
hotel pun ada di sini dan semuanya itu ‘Free / no charge!’ Sebenarnya
masih banyak lagi fasilitas yang lainnya. Sayangnya, aku baru tahu setelah melihat buku airport
guide yang bisa diambil gratis, dua jam sebelum pesawat take off. Tidak
sempat lagi untuk mencari dan menikmati
fasilitas-fasilitas tersebut.
Sekitar jam 9 malam, kami memasuk pesawat. Untunglah, chek
in lebih awal sehingga dapat tempat duduk di barisan depan. Aku duduk
disamping jendela pesawat. Dengan kondisi tubuh yang sudah lelah dan ngantuk,
aku memposisikan tubuh agar nyaman buat tidur. Beberapa kali ku mengganti
posisi kaki dari mulai bersila, mengangkat kaki ke bangku, menyelonjorkan ke
bawah, dan akhirnya kembali duduk seperti biasa. Dan di pesawat ini, untuk
ketiga kalinya aku mendapat teguran dari orang asing. Seorang bule yang duduk
tepat di depanku, mungkin merasa terganggu dengan kakiku yang tidak bisa diam,
sampai akhirnya menegurku. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan maaf kepadanya. Setelah
itu, pesawat pun berangkat dan aku langsung tertidur pulas.
Tidur yang terlalu nyenyak membuatku tidak sadar dalam
penerbangan. Saat terbangun, sudah sampai saja di Bandara Soekarno-Hatta. Sungguh perjalanan
yang singkat. Sampai di bandara jam 22.00 (satu jam lebih lama dari singapur). Setelah
semua prosedur selesai, aku dan om langsung mencari taksi untuk pulang. Sungguh
perjalanan yang melelahkan.
Ya... begitulah kira-kira ceritaku berkelana di tiga negara
dengan kapal Star Virgo yang besar. Pelajaran dan pengalaman baru banyak
ku dapat dari perjalanan ini. Salah satunya, dengan berkunjung ke negara lain,
kita dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan serta dapat merasakan
langsung keunikan adat istiadat dan budaya di daerah tersebut. Mungkin kita sering
menonton film-film luar negeri dan sudah paham betul dengan kebiasaan dan
budayanya. Tapi itu akan berbeda jika kita langsung merasakannya. Banyak hal-hal
baru yang didapat. Jika ada waktu dan juga biaya (atau mungkin tiket gratis
lagi dari ortu), pengen banget
jalan-jalan lagi ke luar negeri. Amiin..
Tapi
aku sudah ada rencana ke depan
The next
destination will be Korea or Japan....
Foto-foto yang lain saat ke luar negeri
foto dengan kaligrafi jepang |
foto dengan patung singa |
replika star virgo |
koleksi peralatan pelayaran 1 |
koleksi peralatan pelayaran 2 |
koleksi peralatan pelayaran 3 |
My group at the top of Mt. Mat Cincang |
foto setelah gala dinner |
menikmati sarapan pagi dengan pemandangan laut |
saat di pesawat sebelum take off |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar